Sunday, June 24, 2007

Deteksi Bakat Anak Anda di JERMANclub


DETEKSI DINI TERHADAP ANAK-ANAK BERBAKAT


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus" (Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa "setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya" (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti merupakan berita yan gmenggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.

Banyak referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10 – 15% anak berbakat dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut:

  • Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
  • Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
  • Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
  • Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
  • Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.

Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka "cepat menjadi pandai." Sementara itu banyak orang tua yang menjadi panik dan was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-perilaku anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnya saja ada anak berumur tiga tahun sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun; atau ada anak yang baru berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa, dan lain-lain. Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan "perilaku aneh" dari anak itu merupakan tanda bahwa anak memiliki kemampuan istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan isitimewa seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai.


Tanda-tanda Umum Anak Berbakat
Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi "kehausan" akan informasi.

Di kelas-kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yan gtidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh ebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya.


Pelayanan bagi Anak Berbakat
Mengingat bahwa anak berbakat memiliki kemampuan dan minat yang amat berbeda dari anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu akan terjadi dua kerugian, yaitu: (1) anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan, dan (2) guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.

Beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara "lompat kelas", artinya anak dari Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnya langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk: (1) seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi kelas, ataupun (2) akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja. Dalam program akselerasi untuk seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berturutan, tetapi dapat melompati kelas tertentu, misalnya anak kelas I Sekolah Dasar langsung naik ke kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas V atau VI.

2) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.

3) Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.

4) Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.


Pergaulan Anak Berbakat
Anak berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua dari segi usia, khususnya mereka yang memiliki keunggulan dalam bidang yang diminati. Misalnya saja ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat suka bermain catur dengan orang-orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman sebayanya rasanya kurang berimbang. Dalam hal ini para orang tua dan guru harus memakluminya dan membiarkannya sejauh itu tidak merugikan perkembangan yang lain.

Di dalam keluarga pun oran gtua hendaknya mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak berbakat sehingga ia tidak merasa kesepian dalam hidupnya. Jika ia tidak mendapat teman yang cocok, maka tidak jarang orang tua dan keluarga, menjadi teman pergaulan mereka. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang mendalam daripada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan keluarga untuk bergaul dengan anak berbakat akan sangat membantu perkembangan dirinya.

Sumber: http://bruderfic.or.id/h-63

Informasi Pendaftaran & Biaya Program

13 comments:

Unknown said...

wah..jadi penasaran nich anak2ku termasuk berbakat nggak..makasih tulisannya menambah wawasanku tentang ciri2 anak berbakat..ok met kenal aja dengan aku Maruti-Solo

http://tentangmaruti.wordpress.com

Unknown said...

Semoga saja PAUD tidak akan mencetak orang-orang dewasa yang kekanak-kanakan karena masa kanak-kanaknya hilang untuk mengejar 'ilmu-ilmu' yang belum saatnya harus diterima. Kasihan sekali anak-anak jaman sekarang sudah harus kehilangan masa bermainnya karena orang tua ingin anak-anak jadi 'superkids'

Unknown said...

Sebenarnya semua orang tua menghendaki anaknya mendapatkan sesuatu (pendidikan) yang terbaik, tp masalahnya kwbanyakan kita awam yang terbaik itu yang macam mana...gitu loh.

DACHOLFANY said...

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Oleh Bidan Evi Yuzana ihsan Dacholfany SKM (Klinik Al-Fauzan -Condet)


Anak merupakan amanat yang harus ditunaikan oleh orang tuanya,anak pada usia dini hatinya masih suci, bersih putih. Ia bagaikan permata yang berharga lagi indah terbebas dari semua kotoran dan kontaminasi, ia siap dipola, diwarnai dan mempunyai sifat yang cenderung untuk mengikuti siapa yang mempengaruhinya.
Seandainya ia berbuat baik, maka kebaikan itu tidak hanya akan kembali kepada dirinya, namun juga kepada orang tuanya dan setiap pendidik yang telah mendidiknya. Begitu juga sebaliknya, jika ia berbuat kejahatan maka kejahatan itu tidak hanya akan kembali kepada dirinya saja, namun kepada pendidik yang mendidiknya.
Adapun menurut Aristoteles yang dimaksud dengan anak usia dini adalah 0 – 7 tahun disebut sebagai masa anak kecil (masa bermain), 7 – 14 tahun disebut masa anak-anak (masa belajar atau masa sekolah rendah).
Bagi para pendidik selayaknyalah untuk mengetahui fase-fase perkembangan anak agar dalam melaksanakan pendidikan kepada anak tidak jauh dari kesadaran yang diharapkan. Dengan mengetahui fase-fase perkembangan akan memudahkan untuk mempelajari dan memahami jiwa anak.
Pada saat perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan tingkah laku yang hampir sama, kecuali pada pribadi tertentu. Karena itu para psikolog membagi masa perkembangan ke dalam beberapa fase. Para psikolog ini membagi fase-fase perkembangan ini secara berbeda-beda sesuai dengan dasar pemikiran dan latar belakang serta kepentingannya masing-masing.
Dari teori Piaget yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan dari tahap sensori motor (0-2 tahun), pra operasional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-12 tahun) dan operasional formal (12-15 tahun ). Perkembangan kognitif anak usia dini berada pada tahap pra operasional dan operasional konkrit.
Pada masa pra operasional proses berfikir anak berpusat kepada penguasaan simbol-simbol (kata-kata) yang mampu mengungkapkan pengalaman masa lalu. Menurut pandangan orang dewasa cara berfikir dan tingkah laku anak tidak logis, dan masa operasional konkrit proses dimana anak telah mampu membeda-bedakan sifat dalam mengenal bagian-bagiannya, sudah mulai berfikir secara abstrak dan mencapai tingkat berfikir abstrak dan pengamatannya sudah nyata.
Anak usia dini tidak dapat melihat sesuatu dari pandangan orang lain, pada tahap ini sifat egosentrisme (mementingkan diri sendiri) bukanlah sesuatu yang negatif tetapi merupakan suatu proses perkembangan yang normal. Pada periode itulah diletakkan dasar struktur prilaku kompleks yan gdibangun sepanjang kehidupan anak.
Menurut Piaget bahwa aktifitas anak yang berhubungan langsung dengan benda-benda yang konkrit merupakan makanan bagi kecerdasan anak. Kewajiban orang tua, guru atau orang dewasa lainnya untuk menyediakan kemungkinan yang optimal bagi perkembangan anak, baik dirumah maupun sekolah.

Ciri-ciri perkembangan Anak Usia Dini
Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang membedakannya dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, demikian pula halnya dengan ciri tertentu dari periode awal masa kanak-kanak.
Dalam kehidupan anak ada 2 proses yang beroperasi secara kontinue, yaitu pertumbuhan dan perkembangan . Kedua proses ini berlangsung secara indipenden, saling bergantung satu dengan yang lainnya. Kedua proses ini tidak berlaku didisahkan dalam bentuk yang murni dan berdiri sendiri. Agar lebih mudah dipahami, maka penulis akan memberikan pengrtian tentang pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu.
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistimatis, progesif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Pada dasarnya perkembangan prilaku mengikuti tahapan yang dilalui oleh setiap individu meskipun kecepatan setiap anak berbeda-beda. Karakteristik setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya, namun pada dasarnya terdapat karkteristik tertentu yang mewarnai perilaku anak pada setiap tahapnya.
Ciri- ciri perkembangan anak usia dini adalah :
1. Perkembangan jasmani
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi.
Awal masa kanak-kanak merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat perbedaan musim.
Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3 - 6 tahun) dan tahapan sekolah dasar (7-12 tahun ) nampak ada ciri-ciri yang jelas berbeda antara usia bayi, usia prasekolah dan usia sekolah dasar.
Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki.
Perkembangan jasmani merupakan dasar dalam perkembangan mental, maksudnya perkembangan mental dapat berjalan dengan baik apabila perkembangan fisik juga baik. Perkembangan jasmani dan rohani sangat erat kaitannya , begitu juga dengan perkembangan akal, erat hubungannya dengan perkembangan jasmani.
Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa segi pertumbuhan fisik anak dapat dilihat perkembangannya, misalnya dari tinggi tubuhnya, beratnya, perbandingannya dengan yang lain, posturnya;apakah endomorfik (gemuk lembek), mesomorfik (kuat - berotot ),atau ektomorfik (kurus) bisa juga dilihat dari perkembangan tulang dan ototnya, lemak serta giginya.

2. Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan, perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara berfikir anak. Kemampuan anak mengkoordinasikan berbagai cara berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada masa ini berada pada periode operasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis (kegiatan yang dilakukan atau diselesaikan secara mental bukan fisik). Mengenai perkembangan kognitif ini, pada tahun-tahun pertama ini baru sedikit yang berkembang, dan pada usia 4 tahun perkembangannya akan meningkat. Cara belajarnya melalui inisiatif, pengalaman dan juga pembiasaan belajar dari pengalaman. Disini anak akan belajar terus mengenai hal-hal tertentu hingga menjadi suatu perilaku yang baku bagi anak.

3. Perkembangan bahasa.
Selama masa awal masa kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam bersosialisasi. Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian.
Bahasa merupakan tanda atau simbol dari benda-benda dan menunjuk maksud tertentu serta dapat menampilkan arti-arti tertentu pula. Bahasa dipakai juga sebagai alat untuk menghayati pengertian-pengertian dan peristiwa dimasa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu bahasa sangat besar artinya bagi anak sebagai alat bantu mengembangkan fungsi-fungsi rohaninya.
Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua tugas pokok yang merupakan unsur penting dalam berbicara. Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan bicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain.
Sementara anak tumbuh dan berkembang, produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Mempelajari perkembangan bahasa biasanya ditujujan kepada rangkaian dan percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan bahasa sejak usia dini dan dalam kehidupan selanjutnya.

4. Perkembangan emosi dan sosial.
Selama awal masa dini emosi anak sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti ia mudah terbawa ledak-ledakan emosional sehingga sulit di bimbing dan diarahkan. Pada masa ini perkembangan mental anak memperoleh kesempatan semaksimal mungkin untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan menjadi terbelakang. Dalam perkembangan mental inilah anak memerlukan bantuan yang intensif, terencana yang tepat.

Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagaii perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada. Tingkah laku sosial adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh selain dari proses kematangan juga melalui kesempatan belajar respons terhadap tingkah laku anak.

Timbulnya Jiwa Keagamaan Pada Anak
Pada masa prasekolah dan msa sekolah anak mulai banyak pertanyaan yang ditujukan kepada orangtuanya dan Guru baik mengenai keadaan yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Seperti tentang masalah asal usul dirinya, pertanyaan tentang masalah Tuhan dan berbagai pertanyaan yang terkadang susah dijawab oleh para oendidiknya.
Potensi keagamaan terhadap seorang anak telah ada sejak dalam kandungan (azman ajali ), sebagaimana firman Allah SWT :

وإذ أخذ ربّك من بني آدم من ظهورهم ذرّيـّتهم وأشهدهم على أنفسهم، ألست بربّكم، قالوا بلى شهدنا..... (الاعراف/7 :172)
Artinya :".Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka (seraya berfirman ) : Engkau Tuhan kami, kami jadi saksi… (QS. Al'Araaf / 7 ; 172 )

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa dalam tabiat manusia terdapat kesiapan alamiah untuk mengenal Allah dan mengesaka- Nya. Pengakuan terhadap kedudukan llah sebagai Tuhan tertanam kuat dalam fitrahnya, tinggal bagaimana pengembangan seta pemeliharaan potensi (perasaan religius) yang ada pada anak tersebut, maka disinilah peran para pendidik dalam mengembangkan keagamaan anak.
Dalam kehidupan manusia memiliki potensi beragama bahkan potensi tersebut sudah dianggap sebagai kebutuhan spiritual manusia. Menurut Jalaluddin , potensi bawaan (agama) tersebut memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaaan yang mantap lebih-lebih pada usia dini.
Tanda-tanda keagamaan pada diri anak tumbuh terjalin secara integral dengan perkembangan fungsi-fungsi kejiwaan pada diri anak. Belum terlihatnya tindakan keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang belum sempurna. Namun demikian pengalaman-pengalaman yang diterima oleh anak dari lingkungan akan membentuk rasa keagamaan pada diri anak. Oleh karena itu, perlu usaha bimbingan dan latihan dari pendidik seiring dengan perkembangan anak.
Perkembangan jiwa agama pada anak semakin berkembang bila diiringai dengan kasih sayang dari orang-orang yang ada disekelilingnya. Perkembangan jiwa agama pada anak dimulai sejak lahir dan akan terus berkembang dimulai dengan anak bisa bicara dan menyebut nama Tuhan sampai akhirnya ia melihat orang disekitarnya mengerjakan ibadah sebagai perintah Allah yang akhirnya jiwa agama pada anak akan terus berkembang seiring dengan perilaku orang tua yang agamis dan mengarahkan anaknya dengan pendidikan yang benar.

D. Metode Pembinaan kesadaran Beragama
Dalam dinia pendidikan, metode pengajaran berfungsi sebagaii salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pendidikan, khususnya jenjang pendidikan prasekolah dan sekolah dasar, tujuan pendidikan ini adalah untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, daya cipta, dan keterampilan pada anak. Dalam konteks pendidikan Islam, pencapaian tujuan tersebut khususnya untuk membina kesadaran beragama pada anak dicapai melalui berbagai metode, Yaitu :
1. Metode Hiwar ( Percakapan )
Maksudnya adalah percakapan antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik. Metode inii mempunyai dampak yang dalam terhadap jiwa pendengar, karena metode ini akan dapat membangkitkan berbagaii perasaan dan kesan, yang mungkin melahirkan dampak paedagogis yang membantu tumbuh kukuhnya ide tersebut dalam jiwa anak.
Dalam konteks pendidikan usia dini, metode hiwar ini dapat diterapkan dengan catatan materi hiwar sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan ciri yang dimilki oleh anak usia dini, sifat agama pada anak tumbuh mengikuti pola ideal concept on authority. Metode ini dapat dipadukan dengan metode dongeng atau bercerita.

2. Metode Pembiasaan
Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena kebiasaan akan menghemat kekuatan pada manusia. Inti pembiasaan sebenarnya adalah pengulangan terhadap sesuatu yang dilaksanakan atau diucapkan oleh seseorang.
Di tinjau dari segi perkembangan anak, pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara seimbang. Dalam pendidikan prasekolah dan sekolah dasar , penerapan metode ini dapat dilakukan dengan guru melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti hidup bersih, hidup rukun, tolong-menolong, jujur dan lain-lain.

3. Metode Keteladanan
Metode keteladanan ini merupakan salah satu tehnik pendidikan yang efektif dan sukses. Dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan ini diakuii oleh hampir semua ahli pendidikan. Dasarnya adalah secara psikologis anak senang meniru, tidak saja yang baik-baik yang jelek pun akan ditiru, dan secara psikologis pula manusia membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya.

4. Metode Bermain
Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain merupakan pekerjaan masa usia dini dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasaan bagi diri sendiri dan dengan bermain anak akan dapat memahami kehidupan. Dalam pengajaran agama terutama untuk membina kesadaran beragama, penerapan metode inii dapat diarahkan kepada permainam yang dapat menumbuhkan kesadaran beragama anak.
Perkembangan jiwa agama pada anak usia dini dapat dilakukan melalui pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan dari sejak lahir. Dan hal itu akan menjadi bekal yang dibawanya untuk menjadi dewasa.

DACHOLFANY said...

“URGENSI PENDIDIKAN DALAM KELUARGA
TERHADAP ANAK PEREMPUAN”.
Oleh Bidan Evi Yuzana Ihsan dacholfany SKM (Jakarta Islamic Hospital Jak-tim)

Banyak diantara kita mencoba menerapkan berbagai cara untuk mendidik anak terutama anak perempuan agar sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa anak perempuan adalah simbol kehormatan keluarga. Baik dia baik pula keluarganya, jelek dia maka hancur luluh kehormatan keluarganya.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mampukah setiap keluarga menjaga anak perempuannya di tengah desakan arus globalisasi yang mengharuskan setiap perempuan untuk membuka diri terhadap setiap mode dan pergaulan bebas yang menghempas nilai-nilai yang dipegang oleh setiap keluarga?
Sungguh suatu beban berat bagi setiap orang tua dalam memikul tanggung jawab ini karena kebebasan akan menghantui dan mengintai buah hati mereka disetiap ruang dan waktu agar dapat memetik sari bunga dengan berbagai macam cara dan tipu daya muslihat. Generasi pemudi adalah tulang punggung bangsa dan negara. Apabila para generasi pemudi sebagai penopang dan penerus cita-cita bangsa sudah hancur, maka rusaklah suatu bangsa, oleh karena itu, untuk menghindari kehancuran perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk mendidiknya agar menjadi pemudi yang tangguh dan berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.
Pendidikan bagi generasi pemudi ini harus dilakukan sedini mungkin di dalam lingkungan keluarga, sekolahan, perguruan tinggi dan di dalam lingkungan masyarakat dimana mereka bergaul satu dengan yang lainnya. Akan tetapi yang sangat kita sayangkan dengan sistem pendidikan yang ada sekarang ini, baik di dalam keluarga maupun di lembaga-lembaga pendidikan sudah tidak memperhatikan nilai-nilai etis lagi, sehingga bukannya para generasi pemudi itu semakin bertambah baik moralnya akan tetapi justru semakin bertambah buruk. Hal ini disebabkan sistem pendidikan yang diadopsi dari peradaban Barat yang jelas-jelas akan menghancurkan generasi muslimah kita, yaitu dengan mencampurbaurkan antara laki-laki dan perempuan atas nama persamaan. Padahal ini akan mengakibatkan adanya pergaulan bebas diantara mereka, karena usia mereka itu adalah masa puberitas yang dapat membangkitkan gejolak seksualitas antara laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan fenomena di atas sungguh sangat menarik untuk dikaji bagaimana pola pendidikan orang tua terhadap anaknya. Maka kajian yang relevan dengan problematika di atas yaitu, “URGENSI PENDIDIKAN DALAM KELUARGA TERHADAP ANAK PEREMPUAN”.
Berbicara mengenai pendidikan keluarga merupakan hal yang urgen sekali, karena pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental untuk kelangsungan hidup manusia dan sungguh besar peranan yang dipegang keluarga dalam pendidikan. Untuk mencetak manusia yang teguh beriman, berakhlak mulia dan berwawasan luas membutuhkan sumbangsih yang amat besar, baik secara materil maupun moril.
Karena beraneka ragam dunia pendidikan, dengan corak yang berbeda-beda, maka penulis akan membatasi skripsi ini sekitar pendidikan Islam dalam keluarga dan pendidikan anak perempuan. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Kelahiran anak wanita bukanlah beban yang mesti ditakuti. Bukan pula merupakan kenistaan yang dihindari, akan tetapi merupakan kenikmatan yang harus disyukuri dan rahmat yang diharapkan dan dicari. Karena dia merupakan karunia Allah SWT.
Selanjutnya sebuah pondasi yang kuat untuk menciptakan sosok wanita yang solehah harus dibina sejak dini, pendidikan yang memang sudah dilakukan sejak ruh yang telah ditiupkan kedalam tubuh sang bayi di follow-up hingga batas tak terhingga.
Kita benar-benar telah berkiblat dalam hal pendidikan tehadap perempuan ini dari dunia barat. Hal itu bukan karena Islam tidak mengakui pendidikan untuk perempuan, akan tetapi karena pemahaman keIslaman telah mengalami pergeseran dalam masa-masa terakhir ini, sehingga kaum perempuan menjadi seperti kelopak bunga yang tersia-siakan, yang tidak jauh berbeda dengan budak atau hamba sahaya dalam rumah. Ketika kebodohan benar-benar telah menguasai masyarakat kita yang Islami, dimana kita sebagai umat Islam sendiri telah mencampakan kebenaran Islam di dalamnya, maka tidak dapat terhindar lagi bahwa kaum perempuan akan mendapat perlakuan yang sangat menyia-nyiakannya.
Dalam sebuah hadist dikatakan :
تنكح المرأة لماأربع: لمالها ولحسابهاولجمالهاولدينهافاظفر بذات الدين تربت يداك (الحديث)

“Wanita dinikahi karena empat hal, yakni karena hartanya, karena pangkat/keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang kuat agamanya niscaya berkah kedua tanganmu
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini mengandung pengertian bahwa Islam diturunkan kedunia ini dengan membawa petunjuk serta nilai-nilai yang dapat menjadikan para pengikutnya menjadi seorang hamba Allah yang mampu menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan. Kerena dalam kehidupannya seseorang yang beriman selalu menerima dan bertawakkal terhadap kehendak pencipta-Nya. Kehendak pencipta-Nya tercermin dalam ketentuan agama atau syariat Islam serta akidah yang mendasarinya.
Oleh karena itu bila manusia berpredikat muslim, benar-benar menjadi penganut agama yang baik, ia harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Untuk tujuan inilah manusia harus dididik melalui proses pendidikan agama.
Pendidikan adalah proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntutan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupannya dan mencakup dalam segala bidang. Tugas ini terutama dilimpahkan kepada manusia pada tingkatan yang berbeda-beda. Jadi pendidikan berarti suatu proses pengembangan dan penuntutan kecerdasan manusia untuk mencapai kematangan dan derajat yang dicita-citakan.
Untuk tujuan tersebut maka diutuslah serangkaian Nabi dan Rosul a.s serta diwahyukannya hukum-hukum risalah Ilahi, para Nabi dan rosul-rosul dan kitab-kitab suci hadir untuk mendidik manusia dengan cara sistematis yang seimbang mencakup seluruh aspek kemanusiaan, seperti segi fisik, rohani, perilaku, dan konseptual.
Dengan demikian, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam proses kehidupan dan perkembangan manusia, karena dengan pendidikanlah manusia dapat mengetahui tujuan hidupnya dan dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntutan ajaran-ajaran agama, sebagaimana yang telah diwahyukan oleh tuhannya.
Islam adalah syari’ah Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Pelaksanaan syariat ini menuntut adanya pendidikan manusia, sehingga manusia pantas memikul amanat dan menjalankan peran sebagai khalifah-Nya. Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan Islam. Syari’at Islam hanya dapat dilaksanakan dengan mendidik diri, generasi dan masyarakat supaya beriman dan tunduk kepada Allah semata serta selalu mengingatnya. Oleh sebab itu pendidikan Islam menjadi kewajiban orang tua dan guru disamping itu juga amanat yang harus dipikul oleh suatu generasi berikutnya dan dijalankan oleh para pendidik dalam mendidik anaknya.
Yang dimaksud dengan pendidikan agama yaitu proses penanaman nilai-nilai atau ajaran suatu agama kepada anak didik, pendidikan agama yang dimaksud adalah pendidikan agama Islam.
Zuhairini dalam bukunya yang berjudul Metodik khusus pendidikan agama menulis, pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam yang dikeluarkan Departemen Agama R.I disebutkan :
1. Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya serta menjadikannya way of life (jalan hidup) sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial masyarakat.
2. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengaktifkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT. Berbudi luhur dan berkepribadian utuh yang memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya.
3. Pengertian lain tentang Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa terhadap anak didik menuju tercapainya manusia beragama (manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa).
Pendidikan agama dilaksanakan dalam sistem pendidikan Nasional, oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab diri sendiri dan keluarga.
Agama sebagai unsur mutlak pendidikan telah menjadi tradisi di tanah air kita. Di kerajaan Hindu Nusantara, baik di Jawa maupun Sumatera, pendidikan agama sudah menjadi mata pelajaran dasar. Keadaan ini terus berlanjut setelah Islam datang ke Indonesia. Bahkan Islam menyebar menjadi agama penduduk di Nusantara ini, Pendidikan Islam memasuki lingkungan masyarakat di Nusantara.
Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
1. Dasar Pendidikan Islam
Dasar merupakan fundamen dari sesuatu yang berdiri di atasnya, kokoh dan kuatnya suatu bangunan ditentukan oleh kuat dan tidaknya dasar yang dijadikan sebagai landasannya. Ibarat sebuah pohon, yang menjadi dasar kekuatannya adalah akar, fungsinya sama yaitu memperkuat berdirinya pohon tersebut.
Sebagai aktivitas pendidikan dan pembinaan kepribadian tentunya pendidikan Agama Islam memerlukan dasar dan landasan yang kuat guna memberikan arahan dan pedoman bagi terlaksananya program pendidikan. Dasar juga berfungsi sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur yang menentukan arah usaha tersebut.
Apakah dasar pendidikan itu? Dalam hal ini dengan tegas Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa yang menjadi dasar pendidikan Islam adalah “Firman Tuhan dan sunnah Rosullullah SAW. Kalau pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi Al-Qur’an dan hadistlah yan menjadi fundamennya”.
Zuhairini dkk. Mengenai hal ini sependapat dengan Ahmad D. Marimba bahwa “Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur’an dan hadist”.
Perlu ditegaskan lebih awal bahwa sebagian besar dasar pokok yang digunakan oleh pendidikan modern pada dasarnya telah terwujud dalam ajaran Islam, oleh sebab itu patutlah kalau tempat bertolak dalam pembinaan dasar-dasar pokok pendidikan di dunia Islam adalah ajaran Islam itu sendiri.
Walaupun ungkapan dalam kutipan tersebut agak berbeda dengan pendapat sebelumnya, namun pada intinya adalah sama. Dalam hal ini Al-Qur’an dan hadist tetap disebutkan sebagai dasar pendidikan Islam. Karena dikatakanya bahwa dasar pendidikan Islam itu adalah ajaran yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi.
Dr.Ir. Imadudin Abdulrahim, M.Sc. mengemukakan sebuah pandangannya bahwa yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan Islam adalah tauhid, karena ia didasari seluruh aspek kehidupan muslim, sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut: “Tauhid adalah dasar pandangan hidup muslim, karena itu tauhid adalah asas pendidikan Islam, dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dikatakan bahwa Negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, ini juga menjadi dasar sistem Pendidikan Nasional. Dalam pandangan muslim, Ketuhanan Yanh Maha Esa adalah tauhid tersebut”.
Tauhid tersebut merupakan dasar pendidikan Islam, karena tauhid adalah konsep yang berisikan nilai-nilai fundamental yang harus dijadikan dasar filsafat pendidikan Islam dan dasar dalam pembinaan masyarakat. Tauhid adalah bagian inti dari ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadist yang menjadi pedoman hidup setiap muslim. Pengertian bahwa yang menjadi dasar utama pendidikan agama Islam Al-Qur’an dan Hadist adalah karena keduanyalah yang menjadi sumber ajaran Islam. Al-Qur’an diturunkan dengan tujuan agar menjadi pegangan hidup manusia untuk mencari kebahagian di dunia dan di akhirat serta untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Di Indonesia secara formal pendidikan Islam merupakan subsistem dari pendidikan Nasional. Dengan demikian keberadaan pendidikan Islam mempunyai kedudukan dan landasan yang kuat. Pancasila merupakan dasar dari setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa Indonesia. Dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti ia menjadi warga negara untuk memeluk, beribadah serta menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan dan pengembangan agama, didalamnya penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan Agama Islam.
Tujuan Pendidikan Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan tidak akan membawa kita kepada tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia. Dalam konteks Al-Qur’an dengan tegas disebutkan bahwa tindakan apapun yang dikerjakan oleh manusia haruslah dikaitkan dengan Allah, sesuai dengan firman Nya:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya : Katakanlah:"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, (QS. 6:162)



Dalam ayat yang lain Allah berfirman ;
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Mengenai tujuan, Mahmud Yunus mengatakan “Tujuan Pendidikan Islam adalah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama, yakni kebahagiaan dunia dan akhirat”.
H.M. Alisuf Sabri dalam bukunya Ilmu Pendidikan mengatakan bahwa “Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Berdasarkan rumusan hasil kongres sedunia tentang Pendidikan Islam, tanggal 15-20 Mei 1980 di Islambad, dikemukakan bahwa : “Pendidikan Islam bertujuan mengembangkan pola kepribadian manusia yang bulat dan mencakup semua aspek jasmaniah, spiritual, intelektual, ilmiah maupun bahasa yang diperlukan untuk hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan pendidikan Islam mendorong agar semua aspek dapat berkembang secara maksimal guna mencapai kesempurnaan hidup. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan”.
Jadi jelaslah bahwa tujuan pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia semata, melainkan juga kehidupan akhirat.
Tujuan Pendidikan Islam dapat dibedakan menurut tugas dan fungsi manusia sebagai berikut :
1. Tujuan individual yang menyangkut individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan dan dengan tingkah laku umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkannya pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.
3. Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu seni dan profesi sebagai kegiatan demi masyarakat.
Ketiga tujuan di atas dalam proses pendidikan, bukanlah merupakan suatu yang terpisah, bahkan tujuan itu satu sama lain terkait. Maka pencapaian dari tujuan Pendidikan Islam hanya mungkin bila dilakukan secara integral dan komprehensif, sehingga sesuai dengan kehendak Islam.
ANAK PEREMPUAN DALAM KELUARGA
Pengertian Anak Perempuan
Kata ابن berarti “anak” yang aslinya menurut al-Zajaj, berasal dari kata بنوا Alifnya adalah alif washal jamaknya أبناء atau بنين/بنون . Di dalam lisan al-Arab, dikemukakan pendapat bahwa kata ابن untuk anak laki-laki dan ابنة untuk anak perempuan. Dari kata yang sama juga lahir kata بنت (anak perempuan) yang sewazan dengan fi’lun/ فعل . Huruf ta/ت pada بنت bukan ta’muannats. Yang lebih populer dalam bahasa Arab menurut al-Jauhari ialah menyebut بنت jamaknya ialah بنات untuk anak perempuan, bukannya ابنة .
Bentuk jamak kata بنت , yakniبنات , yang secara khusus menunjuk kepada anak-anak perempuan, seperti dalam Q.s Al-Ahzab/33:59.
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59)
Berbeda dengan kata an-Nisa/ النساء adalah bentuk jamak dari kata al-mar’ah/المرأة . berarti perempuan yang sudah matang atau dewasa, bila terdapat kata berarti jenis kelamin perempuan secara umum, dari masih bayi sampai yang sudah lanjut usia.
وَلاَ تَتَمَنَّوْا مَافَضَّلَ اللهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَسْئَلُوا اللهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4:32)

Kata النساء menunjukan jender perempuan. Porsi pembagian hak dalam ayat ini tidak semata-mata ditentukan oleh realitas biologis sebagai perempuan atau laki-laki, melainkan berkaitan erat dengan realitas jender yang ditentukan oleh faktor budaya yang bersangkutan.
Kata “jender” berasal dari bahasa Inggris, jender, berarti “jenis kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, jender diartikan sebagai “perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku”.
Didalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa jender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembeda (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
A. Anak Perempuan dalam Pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Adapun dall-dalil yang menunjukkan tentang anak perempuan telah banyak disinggung didalam Al-Qur’an dalam Hadist diantaranya didalam surat An-Nisa’: 23, dan Al-Ahzab:59
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Ketika isteri Imran bernadzar ingin mempunyai anak yang ikut membebaskan “Baitul Maqdis” karena Allah, bersih dari segala kemusyrikan atau ubudiyah kepada selain-Nya. Ia berdo’a agar Allah berkenan menerima nadzarnya itu, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَافِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku bernadzar kepada Engkau anak yang dalm kandunganku ini menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis), karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Imran:35)
Maka ketika anak yang baru lahir itu ternyata perempuan diluar harapan yang diinginkan, ia tetap dalam kesetiaan untuk memenuhi nadzarnya, sambil memohon kepada Allah SWT. Agar Ia melindunginya dari segala keburukan, Allah SWT berfirman :
قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَالرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anaknya keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari syetan yang terkutuk”.
Maryam puteri Imran itu adalah ibu dari Al-Masih yang telah dijadikan oleh Al-Qur’an sebagai lambang kesucian dan ketaatan kepada Allah serta menyakini kalimat-kalimatnya.
Bangsa Arab dimasa jahiliyah pesimis dengan kelahiran anak-anak perempuan dan mereka merasa hina, sehingga ada salah seorang bapak yang berkata ketika dikaruniai anak perempuan, “Demi Allah ia bukan sebaik-baik anak, pertolongannya hanya membuat tangis dan berbuat baiknya adalah pencurian”.
Tradisi yang mereka wariskan memperbolehkan bagi seorang ayah untu mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut miskin atau menganggapnya sebagai aib besar dimata kaumnya. Sebagian dijelaskan oleh Al-Qur’an yang mengingkari perbuatan buruk itu :
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ , بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ
“Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh”. (At-Takwir :8-9)
Al-Qur’an juga menggambarkan sikap para bapak ketika menyambut kelahiran anak-anak perempuannya :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِاْلأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ , يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَابُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَسَآءَ مَايَحْكُمُونَ

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, maka hitam (merah padamlah) mukanya, dan ia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburnya kedalam tanah hidup-hidup? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”. (An-Nahl : 58-59).
Al-Qur’an mengecam dengan keras terhadap orang-orang yang berkeras hati dan membunuh anak-anak mereka, baik laki-laki atau perempuan, Allah SWT berfirman :
وَلاَتَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاَقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
“Dan janganlah kau membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberi mereka rizki dan juga kepada dirimu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa besar”. (Al-Isra : 31).
Rosulullah SAW telah menjadikan syurga sebagai balasan untuk setiap bapak yang baik dalam memperlakukan anak perempuannya dan bersabar untuk mendiik mereka dengan baik dalam mendidiknya. Memelihara hak Allah atas mereka, sehingga mereka dewasa atau mati karena membela mereka. Nabi SAW juga menjadikan kedudukan orang itu disisinya di syurga yan penuh kenikmatan dan kekal abadi.
وعن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من عال جاريتين حتى تبلغا جاء يوم القيامة أنا وهو كهاتين وضم أصابعه (رواه مسلم)
“Imam Muslim meriwayatkan dari Anas ra, dari Rosulullah SAW, beliau bersabda, “Barang siapa yang merawat dua anak gadis hingga aqil baligh, maka ia datang pada hari kiamat, sedangkan saya dan dia seperti ini”. Kemudian Nabi merapatkan telunjuknya (artinya saling berdekatan).
Dengan keterangan nash-nash yang jelas ini dan kabar gembira yang terus menerus diulang-ulang dengan meyakinkan, maka kelahiran anak wanita bukanlah beban yang mesti ditakuti. Bukan pula merupakan kenistaan yang dihindari, akan tetapi merupakan kenikmatan yang harus di syukuri dan rahmat yang diharapkan dan dicari. Karena dia merupakan karunia Allah SWT dan pahalanya besar.
Adapun kekuasaan ayah terhadap anak wanitanya, maka tidak boleh melampaui batas dari kerangka pendidikan, pemeliharaan, pelurusan niai-nilai agama, dan dengan moralitas anak. Sehingga disini anak wanita diperlakukan seperti anak laki- laki, dimana orang tua memerintahkan kepada anak wanitanya itu untuk melakukan shalat apabila telah mencapai tujuh tahun, dan memukulnya apabila ia meninggalkan shalat setelah umur sepuluh tahun.
Pemberian nafkah kepada anak perempuan juga wajib hukumnya hingga ia menikah, dan tidak boleh bagi seorang ayah untuk menikahkan anak wanitanya yang sudah baligh dengan orang yang tidak disukainya ia harus minta izinnya terlebih dahulu sampai menyetujuinya.
Dari Abu Hurairah ra, didalam hadist Marfu’ Rosulullah SAW bersabda :
“Wanita janda itu tidak boleh dinikahkan sehingga dimintai pendapat dan wanita janda itu tidak boleh dinikahkan sehingga dimintai izin”. Sahabat bertanya, “Wahai Rosulullah, bagaimana cara meminta izin ? “Nabi bersabda, jika ia diam”.(HR. Al-Jamaah).
B. Pengertian Fisiologis dan Psikologis Anak perempuan
a. Perkembangan fisiologis anak perempuan
Manusia adalah salah satu makhluk biologis yang mempunyai berbagai keistimewaan dibanding dengan makhluk biologis lainnya seperti hewan dan tumbuhan, anatomi biologis dan komposisi kimia dalam tubuh manusia memiliki beberapa keunggulan sebagaimana dapat dilihat dalam prilaku manusia. Potensi keunggulan itu menjadi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Seorang muslim haruslah bertawajjuh dan menjadikan hati dan lisannya pada Allah pada saat membentuk nafkah dengan ikhlas. Ia memulai hubungan intimnya dengan membaca basmalah, dalam beberapa riwayat menegaskan bahwa anak zina dan anak yang terlahir dari hubungan pada saat haid serta anak yang nutfahnya terbentuk dari makanan yang haram setingkat dengan anak yang terlahir dari keikut sertaan setan dalam pembentukan nutfah.
Dan hasungkanlah siapa yang kau sanggupi diantara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki, dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak, serta berilah janji kepada mereka, dan tidak ada yang dijanjikan setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Dalam proses reproduksi manusia, unsur air (cairan) lebih dominan disebutkan dalam Al-Qur’an daripada unsur tanah. Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana dominannya benda cair dalam kehidupan manusia, sama halnya dengan makhluk-makhluk biologis lainnya. Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 14 sebagai berikut :
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.
Hidup baru dimulai pada saat satu sel mani, dari sekian juta yng tersimpan dalam bagian atas vagina sewaktu bersenggama, membuahi telur. Dari berjuta sel mani yang tersimpan dalam tempat disekitar leher rahim, hanya bebarapa ribu saja yang berhasil melampaui saluran-saluran berlendir yang berkelok-kelok untuk mencapai rongga rahim. Dari jumlah ini hanya beberapa ratus yang berhasil menerobos bagian tanduk yang sempit pada rahim untuk memasuki saluran telur, dan hanya beberapa puluh yang mampu berenang naik sepanjang saluran telur itu, dengan melawan arus yang ditimbulkan oleh gerakan sisinya yang berbentuk gerigi, untuk bertemu dengan telur. Pada saat kromosom-kromosom yang ada dalam telur menyatu dengan kromosom-kromosom yang ada dalam sel mani. Dengan pengendalian oleh genes, sel itu kemudian membelah diri berulang kali sampai seorang manusia terbentuk.
Wanita adalah wanita karena setiap sel yang ada dalam tubuhnya (kecuali sel-sel telur) mempunyai 44 kromosom bukan seks dan 2 kromosom seks X. kewanitaannya ini diperkuat oleh kenyataan bahwa tidak ada satu sel pun dalam tubuhnya yang mempunyai kromosom Y ini, alat-alat kelamin bagian dalam maupun bagian luarnya berkembang dalam ragam kewanitaan. Juga telah terbukti bahwa tidak adanya kromosom Y membuat feminim secara psikologis.
Masa kanak-kanak itu memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak. Sebab ia merupakan suatu fase dimana seorang bayi yang melahirkan kedunia ini beralih dari kehidupan yang memiliki ketergantungan penuh pada orang lain menuju suatu perubahan untuk menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang berbeda pada akhir masa kanak-kanaknya itu. Barang kali ciri yang paling menonjol pada fase ini ialah pertumbuhan fisiknya yang demikian kentara, terutama berat dan tinggi badannya, namun kematangan yang lebih dini akan tampak pada anak-anak remaja puteri dalam bentuknya yang berbeda.
Demikian juga diantara yang menjadi ciri dari fase ini ialah vitalitasnya yang begitu menggebu dan semangatnya yang begitu besar serta keterampilannya melakukan gerakan-gerakan yang mengendalikan otot-otot fisik. Namun dikalangan remaja puteri, perubahan lebih cenderung mengarah kepada gerakan-gerakan yang lebih lembut yang menuntut keseimbangan dan kecakapan. Termasuk juga diantara ciri yang penting dari fase ialah bertambah luasnya pemikiran dan pengetahuannya, serta memiliki kemampuan akademik dalam hal baca tulis dan berhitung.
Fase remaja itu pada hakekatnya merupakan masa transisi dari fisik kanak-kanak kepada fisik yang matang. Sejalan dengan itu, para pakar ilmu jiwa memandang bahwa diantara ciri terpenting pada fase ini yang dapat diamati pada setiap anak remaja putra dan putri adalah perkembangan fisiknya yang begitu cepat yang terus mengalami kemajuan. Pertumbuhan fisik yang cepat ini dan penambahan tinggi badan tersebut menyebabkan tombulnya gangguan pada gerak-geriknya dan fisiknya menjadi mudah lelah walau hanya dengan mengerjakan suatu pekerjaan yang amat sederhana. Juga harus diperhatikan pada fase ini adalah ketidak serasian pertumbuhan antara instrumen-instrumen tulang. Demikian pula pembentukan emosi dan sosial akan terpengaruh dengan munculnya tanda-tanda fisik primer (tanda-tanda kelamin sekunder) pada masing-masing jenis ini.
Pertumbuhan kecerdasan pada fase ini terjadi hingga anak mencapai usia 12 tahun. Dan pada saat pertengahan fase ini anak mencapai separuh dari kemampuan pertumbuhan kecerdasannya yang akan terjadi padanya dimasa mendatang. Maka pada usianya yang keenam tahun, anak tersebut masih berfikir dengan pola fikir yang bertujuan mencapai keinginan-keinginan pribadinya, dan hal itu akan terus bertambah sampai usianya yang ketujuh tahun. Adapun pada usianya kedelapan tahun, kemampuannya untuk menghapal tampak dengan jelas. Ia lebih cenderung berfikir secara konkrit yang dapat membantunya memahami korelasi-korelasi mengenai tempat dan sebab-sebab yang dapat diamati dengan jelas. Pada usia antara 7-11 tahu, kita dapati anak-anak wanita memiliki keterpautan sekitar setengah tahun dalam hal pertumbuhan kecerdasan dibanding dengan laki-laki.
Fase ini merupakan lonjakan terakhir dari pertumbuhan akal. Fase ini merupakan fase dimana ia dapat membedakan sesuatu dan mencapai kematangan dalam kemampuan serta perkembangan akal yang besar pada permulaan usia remaja ini. Kemudian setelah itu relatif mengalami penurunan, sedangkan yang berkaitan dengan kecerdasan yang bersifat umum akan tampak dengan jelas padanya, lebih teliti dalam mengungkapkan sesuatu, karena pada fase ini daya tangkapnya lebih cepat, demikian pula dengan kesanggupan dan kemampuannya untuk memahami pemikiran-pemikiran yang umum.
b. Perkembangan psikologis Anak Perempuan
Diantara bidang-bidang dimana keluarga dapat memainkan peranan penting adalah pendidikan psikologiikal dan emosional. Melalui pendidikan itu keluarga dapat menolong anak-anaknya dan anggota-anggotanya secara umum untuk menciptakan pertumbuhan emosi yang sehat, menciptakan kematangan emosi yang sesuai dengan umurnya, menciptakan penyesuaian psikologikal yang sehat dengan dirinya sendiri dan dengan orang-orang lain disekelilingnya. Pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan ini adalah sebab ia melibatkan kanak-kanak dalam tahap awal hidupnya, dimana hubungan-hubungan dan pengalaman-pengalaman sosialnya belum cukup luas, juga belum cukup juga ia berdikari untuk menanggapi suasana dan miliu sekelilingnya.
Langkah pertama yang harus diambil oleh keluarga untuk mendidik dan memelihara anak-anaknya dari segi psikologi dan sosialnya adalah mengetahui segala keperluan, serta mengetahui kepentingan cara-cara memuaskannya untuk menyesuaikan psikologi bagi anak-anak tersebut. Cara lain yang dapat digunakan oleh keluarga untuk mendidik anak-anaknya dari segi psikologi adalah bahwa ia memberi segala peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran, dan pendapat mereka dengan sopan dan hormat, disamping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan menunaikan tugas yang dipikulkan kepadanya. Semua cara-cara diatas telah dibuktikan oleh penemuan-penemuan penelitian dalam psikologi dan pendidikan dan diterima oleh logika yang waras. Juga dikuatkan oleh ajaran agama yang bertujuan untuk menanamkan rasa tentram, harapan, dan kepercayaan diri dan menguatkan unsur kebenaran, keberanian, keadilan dan persamaan. Ajaran ini mengajar manusia untuk berimn kepada Allah, hari qiamat, qadha dan qadar, berharap kepada ampunan dan pertolongannya memperlakukan anak-anak dengan baik dan berbuat adil kepada mereka. Maka Nabi SAW bersabda, diriwayatkan dari Aisyah ra dan berkata: “telah datang orang kampung kepada nabi dan berkata : “adakah kamu mencium anak-anakmu? “kami telah menciumnya, maka Nabi SAW bersabda : “Tidaklah Allah telah mencabut dari hatimu rasa kasih dan sayang?”. (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Perbedaan secara psikologi (yang paling mendasar) antara pria dan wanita amat banyak macamnya, yang diawali dengan genitika yang menjadi turun temurun. Dan yang lebih jauh lagi bahwa perbedaab perbedaan ukuran kromosom tersebut harus diukur dengan adjustometer, dan yang paling menonjol adalah faktor melahirkan dalam seluruh tubuh manusia, inilah perbedaan yang paling mendasar antara pria dan wanita.
Pada masa sekarang ini perbedaan antara ank lelaki dan wanita yang diawasi oleh orang tua dan guru serta para pakar psikolog pada tiap-tiap periode usia mereka, maka mereka tidak menampakkannya secara mutlak dan mereka menyebarkan kepada para siswa atau siswi metode pengajaran yang sempurna. Kaum ulama dan psikolog telah menyadari perbedaan mendalam akan hal ini, dan mereka melihat bahwa anak yang selalu disusui berbeda tingkah lakunya dengan pemuda usianya. Anak putri setelah dilahirkan beberapa hari, peka terhadap berbagai suara, khususnya suara ibu, pada saat anak laki-laki tidak merusak keadaan tersebut. Oleh karenanya anak yang menyusui mungkin dapat dicegah dengan menciptakan suara menakutkan yang dapat mencegah saudaranya.
Ahli psikolog pada Universitas Georgia Prop. Tunas, menyatakan bahwa persamaan diantara dua jenis kelamin ini adalah kembali kepada keadaan bagaimana pada awal penciptaan. Kemampuan penciptaan yang dimiliki kaum wanita membutuhkan perasaan dan sifat kewanitaan, yang mana hal ini tidak sebagaimana pria yang membutuhkan kejantanan dari jiwa yang ingin bebas. Menurut penelitian bahwa mayoritas anak pria cenderung banyak gerak dan suka kegiatan adu fisik tidak sebagaimana kaum wanita yang lebih banyak membutuhkan ketenangan, kedamaian, serta kurang gerak. Pada pokoknya penelitian ini membahas tentang dua jenis secara global dan tidak mengkhususkan pada sesuatu yang tidak terjadi pada individu tertentu, akan tetapi mengenai seluruh lapisan masyarakat.







BAB IV
PENDIDIKAN BAGI ANAK PEREMPUAN DALAM KELUARGA
A. Pendidikan Keimanan
Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya. Salah satu cara dalam memberikan pendidikan agama pada anak-anak yaitu membekalinya dengan pengetahuan-pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya dalam bidang-bidang akidah, ibadat, muamalah dan sejarah. Begitu juga dengan mengajarkan kepadanya cara-cara yang benar untuk menunaikan syiar-syiar dan kewajiban-kewajiban agama, dan menolongnya mengembangkan sikap agama yang benar, yang termasuk iman yang kuat kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, rosul-rosulnya, hari akhir, percaya kepada qadha dan qadar, kepercayaan agama yang kuat, takut kepada Allah, dan selalu mendapat pengawasan daripadanya dalam segala perbuatan dan perkataan.
Yang dimaksud dengan pendidikan keimanan mengenalkan anak itu sejak dia mulai berakal dengan usul-usul keimanan, rukun Islam, serta mengajarkannya prinsip-prinsip syariat yang mulia sejak usia tamyiz. Maka atas setiap pendidikan, hendaklah ia melengkapkan anak dari usia dini dengan pemahaman-pemahaman yang berasal dari pendidikan keimanan, dan membiasakan dirinya dengan asas-asas pengajaran Islamiyah, supaya ia mengenal pasti dengan Islam dari segi ibadat dan akidah, dan berkaitan dengan dasar dan peraturannya, dan supaya ia tidak mengenal petunjuk lain selain daripada petunjuk Islam, dan tiada terpandu selain dari panduan al-Qur’an dan panduan Rosulullah SAW sebagai pimpinannya dari suri tauladannya.
- Perintahnya untuk memulai pengenalan anak dengan kalimat “laa ilaaha illallah”.
- Mengenalkannya pada masa ia mulai berakal akan hukum-hukum halal dan haram.
- Riwayat Al-Haim dan Abu Daud dari Ibnu Amru bin Al-Ash ra, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :
مرواأولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سبين واضربوهم عليها وهم أبناء عشرين وفرقوابينهم في المضاجع (الحديث)
“Suruhlah anak-anakmu bersembahyang pada usia tujuh tahun, dan pukullah dia karena sembahyang pada usia sepuluh tahun, dan pisahkan antara mereka di tempat tidur”.
- Mendidiknya supaya mencintai Rosulullah SAW. Dan mencintai keluarga Rosulullah, serta membiasakan diri membaca Al-Qur’an.
Iman menurut bahasa adalah at-tasdiq (membenarkan), ats-tsiqah (mempercayai) dan menerima syriat. Sedang menurut istilah adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan pembuktian dengan anggota badan, sedangkan menurut Ibnu Qiyam Rahimahullah, iman adalah nama dari sebuah ucapan, perbuatan, niat. Setelah kita sebutkan hakikat dan pengertian iman, maka yang disebut dengan tarbiyah imaniyah itu ialah sejumlah kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Murabi terhadap anak didiknya dalam menjaga iman mereka, meningkatkan kualitas dan menyempurnakannya. Jadi tarbiyah imaniyah ialah usaha untuk menjadikan anak didik sebagai seseorang yang patuh mengerjakan seluruh perintah Allah SWT dan mengikuti petunjuk Rosulullah SAW.
Adapun tujuan dari tarbiyah imaniyah ialah sebagai berikut :
1. Menghambakan manusia hanya kepada Allah SWT, karena Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk beribah kepada-Nya.
2. Mewujudkan pribadi-pribadi shaleh yang hanya beriman kepada Allah Ta’ala dan memiliki seperangkat ilmu yang bermanfaat, kemudian ilmu tersebut dibuktikan dengan amal shaleh.
3. Mengikuti bahwa ubudiyah yang dilakukan dengan ketundukan dan rendah diri serta kecintaan yang sempurna adalah salah satu tuntutan uluhiyah Allah Ta’ala.
4. Menjaga dan melindungi lisan, anggota badan, dan detak hati dari setiap sesuatu yang mendatangkan kemarahan Allah Ta’ala, serta melakukan pekerjaan oleh anggota badan tetap berada dijalur kecintaan dan keridhaan Allah SWT.
5. Menjadikan seluruh gerak dan aktivitas seseorang dengan ridha Allah SWT.
6. Menciptakan kebahagiaan hamba baik dalam kehidupannya didunia maupun di akhirat.

B. Pendidikan Akhlak
Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama, sehingga nilai-nilai akhlak dan keutamaan-keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.
Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak untuk anak-anak sebagai institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya oleh sebab itu haruslah keluarga memperhatikan pendidikan ini, mengajar mereka akhlak mulia yang diajarkan Islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta, kebaikan,pemurah, berani, dan lain sebagainya. Keluarga juga mengajarkan nilai dan faedah berpegang teguh kepada akhlak didalam hidup, membiasakan mereka berpegang kepada akhlak semenjak kecil. Sebab manusia itu sesuai dengan sifat asasinya menerima nasehat jika datangnya melalui rasa cintadan kasih sayang. Sedang ia menolak jika disertai dengan kekasaran. Tepat sekali firman Allah SWT :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Jika engkau ( hai Muhammad) kasar dan bengis tentu mereka akan meninggalkanmu”. (Al-Imran ; 159).
Yang dimaksud dengan Tarbiyah Khulukiyah adalah melatih anak untuk berakhlak mulia dan memiliki kebiasaan terpuji, sehingga akhlak dan adat kebiasaan tersebut terbentuk menjadi karakter dan sifat yang tertanam kuat dalam diri anak tersebut, yang dengannya sang anak mampu meraih kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak yang baik adalah menampakkan wajah yang berseri-seri, mengamalkan perbuatan ma’ruf dan menahan diri dari perbuatan buruk.
Pendidikan akhlak ialah sekumpulan prinsip-prinsip akhlak serta budi luhur yang mesti dilengkapi kedalam jiwa anak-anak, dan yang mesti dipelajarinya serta dibiasakan sejak usia tamyiz, atau dari mula akalnya tumbuh hingga dia menjadi mukallaf/baligh. Seorang anak sejak ia dilahirkan hingga ia dewasa, jika dididik atas dasar keimanan yang kuat ia akan senantiasa menjaga diri, menggantungkan dan memohon pertolongan hanya kepada Allah, otomatis tumbuh dalam dirinya suatu bakat untuk menerima segala budi luhur yang tinggi, serta terbiasa dengan berbagai akhlak dan kelakuan yang mulia lagi suci. Bahkan sebaliknya apabila seorang anak itu di didik jauh dari akidah Islamiyah, jauh dari petunjuk-petunjuk agama, maka tidak syah lagi bahwa si anak itu akan membesar secara tidak bermoral dan jahat, bibit sesat dan penyelewengan akan tumbuh dalam dirinya.
Sesungguhnya tarbiyah khulukiyah sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun masyarakat, karena pengaruh positifnya yang indah akan dirasakan oleh individu dan masyarakat dalam porsi yang sama, sebagaimana dampak negatifnya, ketika ia diremehkan akan menyebar kepada individu dan masyarakat. Oleh karena itu tarbiyah khulukiyah ini wajib diperhatikan sejak awal marhalah (fase) umur manusia, yaitu dari sejak kanak-kanak. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan keimanan dan akhlak itu tidak dapat dipisahkan, karena keduanya berkaitan erat, pendidikan keimanan itulah yang dapat meluruskan tabiat yang bengkok, dan dapat membetulkan mana yang salah. Hanya dia saja yang dapat membetulkan jiwa manusia, yang mana tanpanya tidak akan tercapai suatu kebaikanpun, dan tidak akan sempurna ketenangan, serta tidak akan lurus budi pekerti, pendidikan ini pun harus dimulai semenjak kanak-kanak hingga ia dewasa karena dengan begitu pendidikan keimanan dan akhlak yang baik akan terus tertanam dan tumbuh serta berkembang terus dalam dirinya
C. Pendidikan Intelektual
Yang dimaksud dengan tarbiyah fikriyah ini adalah mengerahkan daya dan kemampuan untuk mengembangkan akal (daya pikir), mendidik dan meluaskan wawasan dan cakrawala berfikir, baik kemampuan dikerahkan oleh murabbi dengan mentarbiyah orang lain atau dikerahkan oleh individu terhadap dirinya sendiri dalam rangka mengembangkan dan mendidik akal pikirannya serta meluaskan cakrawala berpikirnya.
Sesuai dengan keberadaannya bahwa akal mempunyai kedudukan penting dalam diri manusia, karena kelebihan dan kemulyaan manusia atas makhluk-makhluk Allah yang lain adalah hanya karena rahmat Allah yang diberikan dalam dirinya yaitu akhlak dan akal. Dengan adanya akal, mereka dapat mengemban beban dan tanggung jawab yang dibebankan diatas pundaknya, dengan akal pula mereka mampu mengikat ilmu dan menjaring pengetahuan.
Ibnu Qayyim berkata : “Maha suci Allah yang telah memakaikan kepada manusia semua baju kemulyaan, yaitu akal, ilmu, bayan, dan lisan”. Akan tetapi nikmat akal ini tidak akan nampak nilai dan fungsinya kecuali jika difungsikan oleh manusia sebagai sarana untuk menghadirkan kebaikan dan kebahagiaan yang langgeng bagi diri dan masyarakat, dan untuk merenungkan sesuatu yang diridhai Allah Ta’ala akal yang berfungsi dengan sempurna ialah yang mampu menghantarkan pemiliknya kepada ridha Allah Ta’ala dan ridha Rosulnya.
Keluarga memegang tanggung jawab besar dalam pendidikan akal anak-anaknya, meskipun pendidikan akal telah dikelola oleh institusi-institusi yang khusus semenjak dahulu, tetap saja keluarga memegang peran penting untuk segala pendidikan anak-anaknya. Menemukan, membuka dan menumbuhkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, minat dan kemampuan-kemampuan akalnya dalam memperoleh kebiasaan-kebiasaan dan sikap intelektual yang sehat dan melatih indera kemampuan-kemampuan akal tersebut.
Sesudah anak-anaknya masuk sekolah tanggung jawab keluarga dalam pendidikam intelektual bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakan untuk belajar, mengulangi pelajaran, mengerjakan tugas, mengikuti kemajuan sekolah, bekerja sama dengan sekolah. Begitu juga dengan memberi peluang untuk memilih jurusan pada pelajaran yang disukainya, menghormati ilmu pengetahuan dan orang-orang berilmu.
D. Pendidikan Sosial
Masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pembinaan individu dalam setiap dimensinya : pemikiran, tingkah laku dan perasaan, maka setiap individu akan terpola dalam masyarakat dan terpengaruh oleh apa yang ada didalamnya baik berupa pemikiran maupun tingkah lakunya, maka individu akan menjadi batu bata yang baik bagi bangunan masyarakat apabila tarbiyah kemasyarakatan berpola kepada tarbiyah Islamiyah, sebaliknya ia akan menjadi batu bata yang buruk dalam bangunan yang buruk jika tarbiyah masyarakatnya tidak dilandasi ruh Islam sedikitpun. Tarbiyah ijtima’iyah yang disebutkan Ibnu Qayim ini bertujuan membangun hubungan yang kuat antara individu sebuah masyarakat dengan menerapkan sebuah ikatan yang terbangun di atas kecintaan sebagai realisasi, sabda Rosulullah SAW :
لايؤمن أحدكم حتى لأخيه لنفسه (رواه البخارى)
“Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (Hadist Shahih diriwayatkan Bukhari).
Sungguh sangat nustahil ada individu yang mampu hidup dengan terpisah dari masyarakat, karena manusia itu adalah makhluk sosial yang harus hidup bersama manusia lainnya. Karena individu itu akan hidup bersama manusia lainnya, sudah barang tentu ia akan mempengaruhi mereka dan mereka pun akan mempengaruhinya, hanya saja pengaruh masyarakat terhadapnya cenderung lebih dominan dan lebih berbahaya, karena pendapat umum dan sarana umum lebih besar pengaruhnya daripada kemampuan individu, sedang pengaruh individu terhadap masyarakat cenderung lebih kecil. Hadist diatas menerangkan tentang realisasi ikatan persaudaraan yang sedikit sekali ditemukan, contohnya didunia dewasa ini. Sesungguhnya Allah Ta’ala sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Qayim telah memerintahkan kita menjalin ikatan antara kita dengan orang tua dan sanak kerabat dengan cara berbuat baik dan silaturrahmi, begitu juga dengan teman, tetangga, anak-anak dan lain-lainnya.
Yang dimaksud pendidikan sosial ialah mendidik anak dari sejak usia kecilnya untuk melazimkan adab susila yang mulia dalam masyarakat, dan usul kerohanian yang tinggi, yang dipetik dari akidah Islamiyah yang abadi, serta perasaan keimanan yang mendalam, agar anak itu muncul didalam masyarakat dengan sebaik-baik munculan dari budi pekerti yang tinggi, adab dan sopan santun, timbang rasa, mempunyai pikiran yang matang dan perlakuan yang penuh bijaksana.
Keselamatan masyarakat, dan keteguhan bangunan dan perikatannya adalah bersangkut paut dengan keselamatan individu-individunya dan kesedianya. Tiada jalan lain bagi para pendidik supaya berusaha keras untuk menjalankan tugas mereka yang besar dalam pendidikan sosial secara benar, moga-moga mereka juga turut mengambil bagian dalam mendirikan sebuah masyarakat Islam yang lebih baik, berdiri tiang-tiangnya atas dasar keimanan, akhlak yang mulia, pendidikan sosial yang utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi, dan tiadalah itu mustahil.
Adapun cara-caranya berdiri diatas empat perkara :
1. Menanamkan usul-usul kerohanian yang mulia.
2. Memelihara hak-hak orang lain.
3. Melazimkan diri dengan adab sopan sosial yang umum.
4. Menjaga diri dan kritik masyarakat.
Adapun pendidikan sosial bagi anak itu sangat dibutuhkan karena dengan pendidikan tersebut anak-anak berinteraksi, oleh sebab itu keluarga harus benar-benar memperhatikan setiap perkembangannya, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada si anak apabila kita kurang memperhatikannya.
Pendidikan ini pun harus dimulai sejak ia masih anak-anak agar ia semakin mengerti dan memahami dalam pergaulan serta dapat memilih jalan yang baik/buruk untuknya, juga harus didukung dengan pendidikan lainnya seperti pendidikan keimanan, ketaqwaan, akhlak yang mulia, toleransi dan lain-lain.









Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan keluarga Islami tidak pernah terlepas dari ajaran yang telah dibawa Rasulullah, pendidikan yang diberikan keluarga Islami sudah barang tentu dapat memberikan sumbangsih yang amat besar bagi bangsa ini, karena pendidikan tersebut dapat memberikan kesejukan, ketenangan, serta kedamaian.
2. Pendidikan yang diberikan bukan hanya pendidikan formil tetapi seperti pemberian pelajaran yang diberikan disekolah, terlepas dari itu semua pendidikan agama memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan setiap individu, karena pendidikan agama mempengaruhi tingkah laku manusia. Pendidikan agama yang dapat diberikan dirumah antara lain :
- Pendidikan Keimanan
- Pendidikan Akhlak
- Pendidikan Intelektual
- Pendidikan Sosial
3. Pendidikan yang diberikan kepada anak perempuan jelas berbeda dengan pendidikan yang diberikan kepada laki-laki, pertama dilihat dari segi postur tubuhnya saja anak perempuan lebih kecil dari laki-laki, meski tidak menutup kemungkinan ada wanita yang lebih besar dari laki-laki, akan tetapi lazimnya tubuh wanita lebih halus/kecil dibanding dengan tubuh pria, belum lagi perbedaan dari tingkatan religi laki-laki lebih tinggi satu derajat dibanding perempuan, dan perbedaan-perbedaan yang lainnya.
4. Perkembangan psikis menusia banyak dipengaruhi kehidupannya, baik itu sewaktu masih dalam kandungan ibu ataupun setelah ia dilahirkan, dan dimana ia tinggal semua itu tergantung bagaimana orangtua memelihara dan mendidiknya. Wanita memiliki perasaan yang jauh lebih halus dibanding pria, insting dan nalurinya sangat kuat, oleh karena itu Allah menitipkan rahim dalam tubuh wanita sungguh merupakan anugrah terbesar dalam diri seorang wanita dapat memilikinya.
5. Pendidikan yang harus dilakukan oleh semua orang tua kepada anak perempuannya ialah memberi suri tauladan yang baik, menanamkan rasa cinta kasih terhadap sesama ciptaan Allah, menjadikan si anak seorang dermawan, pemaaf, penolong dan berbudi luhur.
A. Saran
1. Pendidikan yang dibutuhkan anak-anak adalah pendidikan didalam keluarga, karena kehidupan anak di mulai dari lingkungan keluarga, baik itu pendidikan jasmani atau rohani.
2. Berilah makanan yang halal lagi baik karena makanan itu sangat mempengaruhi cara ia berfikir dan bertindak, oleh karena itu tugas yang diemban oleh orang tua sangatlah berat. Dan ini merupakan moment yng penting dan tepat untuk para orang tua khususnya ibu untuk merubah metode yang salah dalam mendidik putra/putri.
3. Luangkan waktu sebanyak-banyaknya, selalu memberikan waktu untuk berbagi rasa, jadikan orang tua sebagai tempat bersandar putra/putrinya dengan harapan bisa menteladani dan menjalankan ajaran Rasulullah SAW, karena beliau sebaik-baik contoh/suri tauladan bagi umat manusia hingga akhir zaman.












DAFTAR PUSTAKA

Albar, Muhammad, Dr, Wanita Karir Dalam Timbangan Islam, Jakarta : Pustaka Azzam, 2000, cet. Ke-2
Al-Hijazy, Ali, Bin, Hasan, Dr, Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Jakarta : Pustaka Al-Kautsa, 2001, cet. Ke-1.
Arifin, H.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, cet. Ke-1
Al-Qardhawy, Yusuf, Dr, Anatomi Masyarakat Islam, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2000, ce. ke-2
Jones, Liewellyn, Derek, MD, Wanita dan Masalahnya, Surabaya : Usaha Nasional
Ketetapan MPR RI no. IV/MPR/73. Garis-garis Besar Haluan Negara, Depertemen Penerangan Republik Indonesia
Kurniawan, Yedi, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, Jakarta : CV. Firdaus, 1993, cet. ke-3
Langgulang, Hasan, Dr, Prof, Manusia Dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi Dan Pendidikan, Jakarta : Al-Husna Zikra, 1995, cet. ke-3
_________________________, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, Jakarta : pustaka Al-Husna, 1998
Mazahiri, Husain, Pintar Mendidik Anak, Jakarta : Lentera Bintang, 1999, cet. ke-2
Raharjo, Dewan, M. Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa, Risalah Cendikiawan Muslim, Bandung : Mizan, 1993
Sabri, Alisuf, H.M, Ilmu Pendidikan Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999, cet. ke-1
Shabir, Taha, Husain, Khairiyah, MA, Peran Ibi Dalam Mendidik Generasi Muslim, Jakarta : CV. Firdaus, 2001, cet. ke-1
Ulwan, Nashih, Abdullah, Pendidikan Anak-anak Dalam Islam, Singapura : Pestaka Nasional, 1999, cet. ke-9
Umar, Nasaruddin, Dr, MA, Argumen Kesetaraan Gender, Jakarta : Paramadina, 2001, cet. ke-2
Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta : Pustaka Mahmudah, 1961
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992
_______, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1993, cet. ke-8

DACHOLFANY said...

ANALISIS MASALAH KESEHATAN
DAN PERILAKU
========================================
Oleh : Bidan Evi Yuzana Ihsan SKM


A. ANALISIS MASALAH KESEHATAN
1. Tentukan masalah kesehatan yang akan dipecahkan?
50% ibu hamil anemia di Kecamatan B

2. Tentukan penyebab masalah (yang bukan perilaku)
Kurangnya zat besi (defisiensi Fe)

3. Tentukan sifat masalah :
a. Beratnya :
50 dari 100 ibu hamil sebagian ibu hamil di kecamatan B mengalami Anemia atau kekurangan zat besi (Fe). Anemia dapat menimbulkan menurunnya asupan oksigen sehingga dapat membahayakan karena dapat menyebabkab keterhambatan pertumbuhan janin dalam kandungan bahkan dapat pula berahir dengan kematian janin ataupun pada ibu hamil yang mengalami anemia.

b. Luasnya :
Kelompok yang rentan terkena anemia defisienmsi Fe adalah ibu hamil. Ibu menyusui, wanita usia subur yang mengalami menstruasi dan bayi / balita.

c. Bermusim atau yang lain :
Pada ibu hamil di usia kehamilan 32 sampai 34 minggu adalah puncaknya terjadi pengenceran (hemodilusi) dengan peningkatan volume 30% - 40% sehingga relatif terjadi anemia pada kehamilan.
Pada wanita hamil kebutuhan akan zat besi meningkat sehingga perlu pemberian prefarat Fe, Anemia dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak mendapatkan atau tidak mengkonsumsi tambahan zat besi yang cukup.

4. Tentukan epidemilogi masalah :
Pada ibu hamil kebutuhan akan zat besi (Fe) meningkat, jika kebutuhan Fe ini tidak terpenuhi dengan pemberian atau konsumsi preforat Fe dan gizi yang seimbang maka ibu hamil tersebut akan mengalami anemia yang akan memperburuk kondisi kesehatan dirinya dan janin yang berada didalam kandungannya.
Ibu hamil yang mengalami anemia pada proses persalinan juga akan lebih beresiko tinggi terhadap terjadinya perdarahan pasca melahirkan.


B. ANALISIS MASALAH PERILAKU
1. Tentukan perilaku ideal (dijabarkan dalam tindakan-tindakan spesifikasi dan jelas)
Ibu hamil hendaknya
- Melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin ke tempat pelayanan kesehatan sesuai anjuran agar mendapatkan informasi yang cukup tentang masalah yang dapat timbul pada masa kehamilan dan memperoleh preforat zat besi yang cukup
- Ibu hamil hendaknya mendapatkan dukungan sosial dalam masa kehamilan termasuk mengontrol ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi atau tablet tambah darah yang diberikan oleh tenaga kesehatan
- Mengkonsumsi prefarat zat besi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran dan ikan

2. Tentukan perilaku sekarang (dijabarkan dalam tindakan-tindakan yang spesifik dan jelas)
- Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan bila mengalami keluhan saja bila tidak mengalami keluhan kehamilan dianggap hal yang biasa- biasa saja yang tidak perlu perhatian khusus
- Ibu hamil yang sudah memeriksakan kehamilan sesuai anjuran dari tenaga kesehatan dan telah mendapatkan prefarat zat besi tetapi tidak diminum
- Rasa takut terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan karena trauma masa lalu
- Jauhnya jarak yang harus ditempuh ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan


3. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ideal :
Antara lain :
• Dampak terhadap masalah kesehatan
• Hasil dari melakukan perilaku
• PErasaan (emotion) yang timbul
• Ongkos dari perilaku (ekonomi maupun sosial)
• Dukungan sosial
• Harga diri
• Keterampilan yang dibutuhkan
• Kepercayaan diri yang diperlukan
• Perilaku yang bertentangan
• Perilaku lain yang serupa
• Frekuensinya
• Lamanya
• Pengalaman mengenai pengalaman kesehatan
• Pengetahuan


Rumusan
- Kurangnya dukungan sosial pada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan teratur sesuai anjuran dari tenaga kesehatanANC
- Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang dampak yang dapat ditimbulkan akibat kurang darah atau Anemia
- Jauhnya jarak tempat mendapatkan pelayanan kasehatan sehingga memerlukan ongkos atau biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk mencapainya.
- Masih adanya anggapan masyarakat bahwa tenaga kesehatan selalu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang membahayakan nyawa ibu hamil atau melahirkan, sedangkan dukun atau paraji tidak seperti itu
- Kurang percayanya (rasa ragu) masyarakat kepada pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan.


4. Analisis untung rugi (dari persepsi sasaran) misalnya :

Rugi :
Ekonomis
(waktu, ongkos, pelayanan, peralatan) yang harus dikorbankan untuk mendapatkan pelayanan pemerikaan kehamilan dan mendapatkan tablet tambah darah
Sosial
adanya perasaan takut, malu, dan masih adanya anggapan bahwa tenaga kesehatan kesehatan hanya melayani orang yang berkelas sosial menengah keatas.

Untung :
Ekonomi : Tablet tambah darah (zat besi) dapat diperoleh ditempat pelayanan kesehatan dengan harga murah dan bahkan gratis
Sosial : Dapat memperoleh informasi tentang masalah yang dapat saja terjadi pada ibu yang sedang hamil termasuk bahaya anemia dan masalah kesehatan lainnya dari tenaga kesehatan
Terciptanya hubungan yang baik dan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesungguhnya tidak menakutkan ataupun membahayakan tapi justru sebalikya yaitu pelayanan yang aman dan nyaman.

5. Analisis faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku :
Kurangnya dukungan sosial kepada ibu hamil untuk mendapatkan dan mengkonsumsi tablet penambah darah melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan
Banyaknya biaya atau ongkos dan waktu yang dikorbankan untuk mencapai pelayanan kesehatan
Kurangnya pengetahuan atau infomasi yang didapatkan ibu hamil tentang bahaya yang dapat timbul akibat anemia dalam kehamilan

6. Analisis tahap-tahap adopsi perilaku (sasaran sudah ditingkat mana) Rumusan :
Sasaran (ibu Hamil) berada pada tahap mempertimbangkan (contempcation)

7. Skala analisis perilaku :
a. Dampak
Anemia dapat berdampak buruk terhadap ibu dan janin yakni terhambatnya pertumbuhan janin bahkan dapat juga berahir pada kematian janin ataupun ibu hamil yang mengalami anemia
b. Cost
Biaya dan waktu yang harus dikorbankan tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari kunjungan ibu hamil ketempat pelayanan kesehatan

8. Tentukan perilaku yang diharapkan? (Feasible) dijabarkan dalam tindakan-tindakan yang spesifik dan jelas.
- Angka kejadian Anemia pada ibu hamil turun menjadi 10 % dengan pemenuhan kebutuhan zat besi atau tablet tambah darah pada ibu hamii dan pemenuhan gizi seimbang.


9. Analisis
 Yang diperlukan untuk perilaku yang diharapkan
 Yang dapat dimanfaatkan untuk perilaku yang diharapkan.
a) Dari pemerintah
- Adanya kebijakan dari pemerintah dalam usaha menurunkan angka kejadian Anemia pada ibu hamil berupa peraturan dan Anggaran Dana bagi pemenuhan kebutuhan tablet Fe berupa penberian tablet Fe gratis dan Gizi yang seimbang dengan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil di kabupaten B

b) Dari lembaga swadaya masyarakat
Dukungan sosial dan moral dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) untuk mengurangi angka kejadian Anemia pada ibu hamil di kabupaten B.
Seperti : Pendataan jumlah ibu hamil dan pemantauan kunjungan rutin yang teratur ketempat pelayanan kesehatan serta kecukupan gizinya

c) Dari Masyarakat
- Keluarga dan suami turut berperan dalam membantu dan memantau ibu hamil agar tetap selalu menkonsumsi Fe (Zat Besi) yan didapatkan dari tenaga kesehatan secara rutin
- Toma / Toga → memberikan motivasi pada ibu hamil dan keluarganya agar terhindar dari masalah gizi dan Anemia.

b) Lain-lain
- Tenaga kesehatan memberikan KIE pada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
- Mengatasi masalah yang mungkin dapat timbul akibat Anemia pada ibu hamil.


10. Tentukan pokok-pokok strategi perubahan perilaku untuk mencapai perilaku yang diharapkan
- Menurunkan Angka kejadian Anemia pada ibu hamil, dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang tersedia
- Meningkatkan dukungan sosial dan keluarga agar berperan serta dalam menurunkanangka kejadian anemia pada ibu hamil disekitar tempat tinggal mereka.
- Meningkatkan kesadaran dan pengetauhan ibu hamil dan masyarakat mengenai Anemia serta dampak yang ditimbulkan karena Anemia pada kehamilan


MENETAPKAN SASARAN


1. Sasaran primer (yang terkena masalah dan/atau memperoleh manfaat yang paling besar) dengan segmen-segmen yang spesifik dan jelas.

a. Berdasar kategori umur adalah
→ Wanita usia subur (WUS) khususnya ibu yang sedang hamil
b. Berdasarkan tahap perkembangan produksi
→ Ibu Hamil yaitu ibu yang sedang dalam masa kehamilan sejak diketahiu hamil sedini mungkin
c. Berdasarkan Geografi
→ Masyarakat pedesaan yang jauh dari jangkauan tenaga kesehatan ataupun pelayanan kesehatan

2. Sasaran sekunder (yang berpengaruh langsung atau disegani oleh saasran primer) dengan segmen-segmen yang spesifik dan jelas.
a) * Kepala Keluarga atau suami dari ibu yang sedang hamil
* Keluarga yang berpengaruh atau busa mengambil keputusan terhadap kehamilan siibu hanil tersebut
b) * Petugas kesehatan yang bisa memberi pengaruh kepada ibu hamil dan keluarganya
* Toma / toga yang berpenagruh dalam pengambilan keputusan bagi warga disekitarnya
c) * Pemuka masyarakat yang berpengaruh kepada ibu hamil dan keluarganya


MENETAPKAN PESAN POKOK

1. Tujuan yang diharapkan
- Menurunnya angka kejadian Anemia pada ibu hamil sampai dengan 70 % di kecamatan B.
2. Prilaku yang diharapkan
- Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya secara teratur
sehingga terhindar dari kejadian anemia.

3. Keuntungan bagi sasaran
- ibu hamil terbebas / terhindar dari kejadian Anemia yang dapat membahayakan / mengancam kesehatan ibu dan janin yang berada dalam kandungannya

4. Alasannya
Karena Anemia dapat menyebabkan kematian baik bagi ibu ataupun bayi / janin.

5. Contoh Pesan Pokok
-“ Tablet tambah darah membebaskan anda dari anemia”
-“ Dapatkan tablet tambah darah di posyandu atau puskesmas terdekat”





















METODE DAN MEDIA PROMOSI




1. Metode promosi yang digunakan adalah
penyuluhan kepada khalayak sasaran

2. Media promosui yang digunakan adalah
Media cetak melalui : poster yang ditempel di tempat umum
Spanduk yang dipasang di tempat umum
Media elektronik melalui iklan layanan masyarakat tentang anemia

3. Waktu Evaluasi
Untuk jangka pendek dievaluasi setiap triwulan
Untuk jangka panjang dievaluasi setiap enam bulan atau 1 tahun






ANGGARAN DANA UNTUK PROMOSI KESEHATAN
MENGENAI ANEMIA DI KECAMATAN B

Pemasukan :
Suku dianas Kesehatan Kecamatan B sejumlah Rp.5000.000 ( 5 juta)
Kas puskesmas gabungan sekecamatan B sejumlah Rp 1000.000 ( 1 juta )

Pengeluaran :
Pembuatan Spanduk Rp. 1.500.000,-
Pembuatan Poster Rp. 1.000.000,-
Team Penyuluh Rp. 1.000.000,-
Konsumsi Rp. 500.000,-
A T K Rp. 250.000,-
Biaya tidak terduga Rp. 750.000,-
Tranportasi dan operasional Rp. 500.000,-
------------------------------------------------------------- +
Rp. 5.500.000,-
Saldo : Rp. 500.000,-

DACHOLFANY said...

HUBUNGAN PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN KLINIK AL – FAUZAN JAKARTA TIMUR
Bidan Evi Yuzana Ihsan Dacholfany SKM (Bidan Klinik Al-Fauzan)

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang.
GBHN 1993 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk terus meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkaun pelayanan kesehatan masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tingginya kualitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu jaminan akan keberhasilan program / pelayanan kesehatan yang diberikan (Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tamrin XXII, No : 4, 1994 )
Pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan diwujudkan dengan adanya penyelenggaraan upaya kesehatan yang merupakan tanggung jawab bersama antara, pemerintah, swasta dan masyarakat.
Saat ini peranan swasta dan masyarakat tampaknya lebih menonjol, yang tercermin dari bertambahnya penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan, menurut data tahun 1994 : dari 1.039 Rumah Sakit di Indonesia : 42,3% milik swasta, 57,7% milik pemerintah (Kompas, 1 November 1996), sebagaimana dikutip Sudasini, 1997).
Munculnya Rumah sakit swasta akan menimbulkan dampak, makin ketatnya persaingan usaha antar rumah sakit masyarakat dapat memilih yang paling dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan serta yang dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Salah satu bentuk dari jasa pelayanan medis adalah klinik yang juga sebagai peruwujudan suatu pelayanan yang berkualitas adalah kepuasan pasien, beberapa orang telah melakukan penelitian tentang kepuasan pasien / keluarga pasien terhadap pelayanan kesehatan.

Upaya peningkatan pelayanan pasien merupakan upaya yang penting karena :
1. Dapat mempengaruhi kepuasan paien / keluarga pasien yang merasa puas bila membutuhkan pelayanan yang sama.

2. Pasien / keluarga pasien dianggap penyebar atau pemberi informasi pada lingkungan sekitarnya, mengenai apa yang mereka rasakan terhadap pelayanan yang diterimanya.

3. Diharapkan dapat meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan di klinik Al Fauzan yang secara langsung dapat meningkatkan pendapatan dari unit rawat jalan.

Berdasarkan observasi terhadap masalah bahwa masih ditemukannya komplain atau ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan sementara target yang telah ditetapkan di klinik tersebut adalah tidak ada komplain dari konsumen yang dalam hal ini adalah pasien, baik terhadap pelayanan medis, penunjang medis, dan penunjang umum yang diberikan.
Berdasarkan alasan di atas, penulis menyadari pentingnya dilakukan penelitian mengenai ” Hubungan pelayanan medis, Penunjang medis dan penunjang umum terhadap kepuasan pasien pasien di unit rawat jalan Klinik Al – Fauzan tahun 2008 ” sebagai salah satu bahan masukan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya di Klinik Al – Fauzan.




1.2. Rumusan Masalah

Masih banyaknya komplain atau ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan di unit rawat jalan klinik Al-Fauzan, dari observasi secara langsung ataupun secara tidak langsung. Dan belum adanya informasi akurat menganai berapa persentase pasien yang tidak puas terhadap pelayanan yang telah diberikan di klinik Al-Fauzan Condet Jakarta timur.

1.3. Pertanyaan penelitian

2. Bagaimana gambaran kepuasan pasien / keluarga pasien terhadap pelayanan di unit rawat jalan Klinik Al-Fauzan Condet Jakarta Timur

3. Bagaimana hubungan pelayanan medis (dokter, perawat, bidan) terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan

4. Bagaimana hubungan pelayanan penunjang medis (apotek dan laboratorium) terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan

5. Bagaimana hubungan pelayanan penunjang umum (kasir, satpam) terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan


1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum
Diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan di unit rawat jalan terhadap kepuasan pasien / keluarga pasien Klinik Al-Fauzan condet Jakarta timur.

1.4.2. Tujuan Khusus.

1. Diketahuinya gambaran kepuasan pasien / keluarga pasien rawat jalan di Klinik Al-Fauzan Condet Jakarta Timur

2. Diketahuinya hubungan pelayanan medis meliputi pelayanan dokter. Perawat dan bidan terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al–Fauzan Condet Jakarta Timur

3. Diketahuinya hubungan pelayanan penunjang medis meliputi apotek dan laboratorium terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan Condet Jakarta Timur

4. Diketahuinya hubungan pelayanan penunjang umum yang meliputi kasir dan satpam terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan Condet Jakarta Timur



1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Klinik Al-Fauzan
Sebagai bahan masukan bagi pelayanan kesehatan di Praktek Bersama Dokter Spesialis (PBDS) Al-Fauzan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien di unit rawat jalan Klinik Al - Fauzan sesuai dengan harapan - harapan masyarakat.
2. Bagi Program studi kesehatan masyarakat M.H Thamrin
Sebagai pengembangan ilmu yang mungkin dapat dipergunakan oleh peneliti lain sebagai pembanding, dan memberikan wahana baru terhadap perpustakaan program studi kesehatan masyarakat M.H Thamrin Pondok Gede Jakarta Timur.
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis dalam melakukan pengamatan terhadap masalah yang diteliti, sehingga dapat membantu dalam menjalankan tugas dimasa yang akan datang.

I.6 Ruang Lingkup Penilitian

1. Peneliti ini dilakuakan pada pasien / keluarga pasien yang berkunjung dan mendapatkan pelayanan di unit rawat jalan Klinik Al – Fauzan

2. Penelitian ini dilakukan pada pasien / keluarga pasien yang berkunjung dan mendapatkan pelayanan di unit rawat jalan Klinik Al - Fauzan mulai pada tangal 1Juni 2008 sampai15 Juni 2008. ( Insya Allah )











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Pelayanan Kesehatan
Hendrik M Taurany (1986) menyatakan bahwa pada dasarnya jenis pelayanan di rumah sakit dapat dikelompokkan ke dalam :

A. Pelayanan Medis
Pelayanan Medis harus disediakan dan diberikan kepada pasien sesuai ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir, serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas rumah sakit secara optimal, tujuan pelayanan medis adalah mengupayakan kesembuhan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Dokter
Tugas pokok dokter di klinik Al-Fauzan
Tugas Pelayanan Pasien (Anamnesis, Diagnosis, Terapi)
1. Datang dan pulang tepat waktu sesuai jadwal yang sudah disepakati.
2. Mengisi presensi dokter
3. Bila datang / pulang tidak tepat waktu harap melapor ke wakil direktur pelayanan medis (Wadir Yanmed) atau direktur klinik Al-Fauzan
4. Bila tidak bisa hadir harap bertanggung jawab untuk mencari penggantinya dari dokter-dokter yang bertugas di klinik Al – Fauzan.
5. Mulai pekerjaan dengan bismillah dan mengakhiri dengan hamdalah.
6. Menerima pasien dengan ramah
7. Senantiasa mengutamakan kesehatan pasien.
8. Bekerja melayani kesehatan pasien (anamnesis, diagnosis, terapi) dengan profesional sesuai dengan standar profesi dan sesuai akhlaq Islam.


9. Memberikan saran dan nasehat kepada pasien yang memerlukan tindakan lanjutan
10. Menuliskan seluruh pemeriksaan dan diagnosa di dalam kartu status pasien
11. Tidak membawa keluar inventaris klinik/petugas klinik kecuali atas izin pimpinan klinik.
12. Mematuhi ketentuan umum dan khusus sebagai dokter jaga di klinik Al – Fauzan dengan ikhlas dan disiplin.
13. Membuat laporan jaga pada buku register pasien
14. Membantu menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan ruang periksa klinik Al – Fauzan.

Tugas Kegawatdaruratan pasien
1. Menerima pasien gawat darurat
2. Segera melakukan tindakan sesuai dengan prinsip pertolongan pertama (Primary Survey)
3. Menunjuk/merujuk ke rumah sakit/dokter spesialis bila disinyalir ada indikasi kasus yang perlu untuk tindakan lanjutan.

Ukuran keberhasilan
1. Meminimalkan keluhan kelambatan pelayanan pasien dalam hal pelayanan kesehatan
2. Tidak ada kesalahan tindakan medis
3. Ketersediaan obat - obatan selalu ada
4. Ketersediaan alat – alat kesehatan steril selalu ada
5. Kerapihan ruangan praktek selalu terjaga dan bersih
6. Kesterilan alat pada saat praktek selalu terjaga



2. Perawat

Perawat tugas pokok perawat

1. Melakukan pertukaran jaga dengan petugas jaga sebelumnya, dengan cara :
- Membaca laporan jaga sebelumnya sampai paham
- Membaca chek list dan mencocokkannya sampai lengkap kembali
- Membaca buku tindakan sampai dengan pasti terisi oleh petugas sebelumnya

2. Menyiapkan kamar praktek dokter, ruangan, kebersihan, kerapihan, keindahan dan kelengkapannya mulai dari:
- meja dokter : taplak, bunga, kertas-kertas yang diperlukan
- meja pasien : alat-alat kesehatan yang diperlukan
- tempat tidur periksa : sprei, selimut, stik laken, bantal dan sarung bantal
- obat dan alkes : sesuai dengan buku cek list
- kelengkapan lainnya : tempat sampah sesuai standar

3. Mengingatkan dokter yang harus berpraktek sesuai jadwal

4. Mengganti papan nama dokter praktek di pintu sesuai dengan nama dokter yang praktek

5. Mengambil status pasien yang sudah terdaftar dan memanggilnya satu per satu untuk dilakukan :
- Tensi darah
- Ukur Nadi
- Ukur Suhu
- Ukur Berat Badan
Di tempat yang sudah disiapkan dan mencatat di statusnya.
6. Memanggil pasien sesuai dengan no. urut untuk diperiksa/dilakukan tindakan oleh dokter di ruang periksa/ruang tindakan, sesuai prioritas (untuk pasien gawat didahulukan)

7. Membantu dokter dalam pelayanan pemeriksaan/tindakan di kamar periksa / tindakan dari menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan sampai dengan membersihkan, membereskan, melengkapinya kembali dan mencatat di buku tindakan.

8. Setiap selesai pekerjaan, wajib memastikan ruangan, obat, alkes, pencatatan harus rapih dan lengkap kembali sebelum dioperkan.

9. Mengisi buku register di Poli Umum/UGD/Poli Spesialis

10. Jaga sesuai dengan jadwal jaga yang sudah dibuat, disepakati dan disetujui wadir yanmed


Ukuran keberhasilan

1. Terisi dengan baik dan lengkap buku registeri di Poli Umum / UGD

2. Tidak ada komplain dari pelanggan
a. Pelanggan Internal
- atasan
- rekan kerja
b. Pelanggan eksternal
- pasien
- keluarga pasien
- tamu Al-Fauzan
3. Tidak ada kesalahan tindakan medis

4. Ketersediaan obat - obatan selalu ada dan cukup

5. Ketersediaan alat – alat kesehatan steril selalu ada dan cukup

6. Kerapihan ruangan praktek selalu terjaga dan bersih

7. Ke-sterilan alat pada saat praktek selalu terjaga


3 Bidan

Tugas pokok Bidan
Tugas Pelayanan Kesehatan (bidan praktek)

1. Hadir ¼ jam sebelum jam praktek dimulai
2. Memulai pekerjaan dengan basamalah
3. Menyiapkan peralatan/memeriksa kelengkapan untuk praktek
4. Menerima pendaftaran pasien rawat jalan serta mencatatnya dalam buku register, memberi nomor urut
5. Menimbang badan dan mengukur tekanan darah pasien
6. Melayani pemeriksaan kesehatan sesuai dengan hak dan wewenang bidan kepada ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak dan kebidanan serta pelayanan bayi sehat
7. Setelah selesai praktek membersihkan peralatan diagnostik (USG/doppler) dan mencuci instrumen / sarng tangan yang kotor sekaligus mensterilkannya

Tugas Kelancaran Praktek Dokter Spesialis Kebidanan Dan Kandungan (Asistensi)
1. Menerima pendaftaran melalui telepon atau langsung di loby dibantu oleh petugas lobi yang menerima dengan mencatatnya di buku pendaftaran dengan mencantumkan nomor urut pendaftaran
2. Menyiapkan ruang praktek dokter dengan segala keperluannya (alat – alat medis dan non medis)
3. Mencarikan status pasien serta dilampirkan kuitansi pembayaran
4. Melakukan pemanggilan terhadap pasien sesuai dengan nomor urut
5. Melakukan asistensi pemeriksaan / tindakan
6. Mencatat seluruh data pasien, diagnosa, tindakan / pengobatan, pelaksanaan, asistensi, jumlah pembayaran, pasien rujukan dokter / bidan yang mengirim
7. Merapihkan kembali ruang praktek seperti semula serta menyimpan alat-alat ditempatnya dalam keadaan bersih dan steril
8. Menuliskan data pasien kebidanan di buku kunjungan rawat jalan di loby dengan mencocokkan jumlah uang sesuai dengan salinan kuitansi
9. Melakukan serah terima dengan bidan jaga selanjutnya meliputi pasien, alat-alat, obat-obatan di ruang rawat inap dan kamar tindakan
10. Akhiri pekerjaan dengan hamdalah

Tugas Jaga Ruang Tindakan Dan Rawat Inap
1. Menerima pasien kebidanan sesuai jadwal jaganya
2. Melaporkan kepada dokter apabila pasien akan bersalin dengan pertolongan dokter, dilanjutkan dengan melakukan observasi serta melaksanakan instruksi dokter\
3. Melaporkan setiap perkembangan serta menghubungi dokter untuk datang pd saat yang tepat
4. Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan tindakan serta membantu dokter dalam pelaksanaan tindakan tersebut
5. Mengobservasi pasien pasca tindakan dan melasanakan instruksi terapi
6. Mendampingi visite dokter untuk pasien rawat inap
7. Melaksanakan instruksi dokter untuk pasien rawat inap
8. Mengisi catatan keperawatan pada status pasien
9. Membuat laporan kegiatan pada buku laporan rawat inap dan kegiatan kamar tindakan
10. Mengatur & mengawasi pemberian makan pagi, snack, dan makan siang dan makan sore ps
11. Memandikan dan merawat bayi pada pagi dan sore hari
12. Menghubungi dokter konsulen anak untuk visite bayi
13. Setelah selesai bertugas membersihkan peralatan diagnostik dan mencuci instrumen / sarung tangan yang terpakai selama tugasnya sekaligus mensterilkannya
14. Memakai seragam pada saat bertugas
15. Melaksanakan protap rujukan (menerima rujukan dan merujuk pasien keluar Al - Fauzan)
Ukuran keberhasilan
1. Meminimalkan keluhan kelambatan pelayanan pasien dalam hal pelayanan kesehatan
2. Tidak ada kesalahan tindakan medis
3. Ketersediaan obat - obatan selalu ada dan cukup
4. Ketersediaan alat – alat kesehatan steril selalu ada dan cukup
5. Kerapihan ruangan praktek selalu terjaga dan bersih
6. Kesterilan alat pada saat praktek selalu terjaga

B. Pelayanan Penunjang Medis
Pelayanan Penunjang Medik yaitu pelayanan yang diberikan oleh tenaga ahli dalam bidang laboratorium, radiologi, physiotherapy, farmasi, sterilisasi yang menunjang kegiatan medik dalam menegakkan diagnosis pasien, pengobatan pasien, penyembuhan dan rehabilitasi pasien.
1. Tugas pokok Apotek
a. Tugas Pelayanan
1. Menerima resep
2. Meracik obat sesuai resep dokter
3. Menghargakan obat
4. Menjelaskan aturan minum obat ke pasien
5. Melayani pembelian obat langsung
6. Mendata obat yang habis
7. Menerima orderan obat, menghargakan obat dan merapihkan / menata obat
8. Meneliti kualitas dan kuantitas dan batas kedaluarsa obat
9. Input pelayanan obat ke komputer
10. Menjalankan sistem komputerisasi yang ada di apotek Al – Fauzan
b. Tugas Administratif
1. Melakukan pelaksanaan sistem dan prosedur operasional
2. Mengisi Kartu stok
3. Mengecek obat – obatan yang sudah hampir habis (safety stock)
4. Memeriksa laporan resep, serta laporan-laporan lain yang diperlukan
5. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran obat (LPPO)
6. Membuat laporan jaga ; resep, sediaan obat serta laporan lainnya
2. Ukuran keberhasilan
1..Meminimalkan keluhan kelambatan penyerahan obat ke pasien & tidak ada kesalahan pemberian obat
2. Tidak terjadi kekosongan obat
3. Meminimalkan obat-obatan/sediaan yang menumpuk (obat slow moving)

Laboratorium
Tugas pokok laboratorium
Terlaksananya kegiatan pemeriksaan laboratorium
1. Mengambil sediaan /darah/ urine/ faeses dari pasien
2. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium klinik pasien rawat jalan / rawat inap
3. Mencatat dan memasukan hasil pemeriksaan ke dalam formulir hasil
4. Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada dokter / pasien
5. Memelihara kebersihan dan kerapihan ruangan, peralatan dan sarana penunjang lainnya
Ukuran keberhasilan
1. Meminimalkan keluhan kelambatan pelayanan pasien
2. Tidak ada kesalahan pemeriksaan darah
3. Ketersediaan reagen selalu ada
4. Ketersediaan alat – alat penunjang pemeriksaan selalu ada
5. Kerapihan ruangan praktek selalu terjaga dan bersih
6. Tepat dan cepat dalam memberikan hasil pemeriksaan laboratorium

B. Pelayan Penunjang Umum
Merupakan kegiatan penunjang yang memberikan dukungan untuk melaksanakan jasa profesioanal, terdiri dari administrasi umum dan administrasi pasien yang mengelola informasi dengan cepat, tepat dan teliti dalam bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian dan dalam asuhan pasien sesuai dengan pelayanan yang ada.Untuk menunjang perkembangan teori kedokteran yang makin hari makin berkembang seirama dengan perkembangan tersebut.
1. Kasir
Tugas pokok kasir
1. Kasir.
2. Menginput / entry pemasukan rawat jalan dan rawat inap ke komputer
3. Membukukan pemasukan rawat jalan ke buku besar (monitoring keuangan harian) setiap kali jaga
4. Menginput / entry pengeluaran harian ke komputer
5. Menginput / entry seluruh data pemasukan rawat jalan harian dari buku besar (monitoring keuangan harian) ke komputer setiap hari pada jam 15.00 – 16.30 WIB
6. Mengelola dana pengeluaran kas kecil (< Rp 100.000,-) apabila diperlukan pada jam 15.00 s.d 22.00 atau diluar jam tersebut atas persetujuan bendahara (via telepon)
7. Mengecek kwitansi setoran perawat jaga di buku monitoring keuangan harian (jam 15.00 – 16.30 WIB)

Ukuran keberhasilan
 Meminimalkan keluhan kelambatan pelayanan pasien di kasir
 Tidak ada kesalahan perhitungan uang
 Tidak ada kasus kehilangan uang
 Ketersediaan uang kembalian selalu ada
 Ketersediaan alat bantu kasir (kalkulator, kuitansi, cap stempel, bak stempel, ATK) selalu ada
 Kerapihan ruangan kasir selalu terjaga dan bersih
 Petugas kasir setiap hari selalu ada sesaui dengan shift jaganya.

2. Satpam
Tugas pokok satpam
a. Mengkoordinir dan mengawasi kinerja rekan-rekan security dalam melaksanakan tugas dengan tangggung jawab.
b. Mengingatkan sesama teman sejawat security untuk melaksanakan tugasnya sebagai berikut :
1. Mengunci pintu ruangan pada jam 22.00 WIB
1. Ruang Radiologi
2. Ruang Laboratorium
3. Ruang Fisioterapi
4. Ruang Kantor dan Aula
5. Kamar rawat inap (Zahro, Yasmin, Zaitun, bila tidak ada pasien)
6. Kamar tindakan
2. Mengunci pintu utama (lobby bawah pada jam 23.00 WIB)
3. Menutup semua jendela
4. Mematikan semua alat elektronik dan elektrik
5. Memastikan semua kendaraan pasien di kunci
6. Bertanggung jawab atas berjalannya protap parkir
7. Wajib mengikuti kegiatan klinik Al – Fauzan :
 Rapat Pekanan, laporan jaga (perwakilan cukup 1 orang)
 Pengajian dan tahsin klinik Al – Fauzan
8. Bertanggung jawab atas berjalannya absensi karyawan
9. Bertanggung jawab atas pencatatan
Ukuran keberhasilan
1. Tidak terjadi kehilangan barang serta peralatan medis dan non medis dan lainnya
2. Kenyamanan pasien dan karyawan terjaga
3. Semua ruangan di kunci sesuai dengan jam yang telah ditentukan

2.2 Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Depkes RI., 1994 mendefinisikan bahwa Mutu Pelayanan Rumah Sakit adalah derajat kesempurnanaan pelayanan Rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit secara wajar, efesien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hokum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masayarakat konsumen.
Mutu adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan akan asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik, dengan memanfaatkan sumber daya yang wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, diselenggarakan secara aman dan memuaskan pasien, sesuai dengan norma etika yang baik dengan tujuan untuk mencapai, menjaga dan memulihkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat atau perorangan dengan hasil akhir yang selayaknya diharapkan.(Yacobalis, 1989)

Mutu pelayanan Rumah sakit dapat dikatakan sebagai produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit itu sebagai suatu sistem.
Mutu pelayanan yang baik dikaitkan dengan kesembuhan, meningkatnya derajat kesehatan, kecepatan pelayanan, kepuasan terhadap lingkungan fisik rumah sakit dan tarif yang memadai.
Pembicaraan tentang mutu pelayanan dan penelitian ini dikaitkan dengan kehendak untuk memenuhi kebutuhan serta tuntutan para pemakai jasa pelayanan tersebut. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dan tuntuntan para pemakai jasa pelayanan, terkait denagan timbul atau tidaknya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan, sehingga pembicaraan tentang mutu pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan aspek kepuasan tersebut, maka dapat dikatakan makin sempurna kepuasan pasien, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.

Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini mudahlah dipahami ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih bersifat lebih luas, karena di dalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai : (Azrul Anwar, 1996)

1. Ketersedian pelayanan kesehatan (Aviability) . Untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah ketersediaan pelayanan tersebut.

2. Kewajaran pelayanan kesehatan (appropriatness). Syarat lain yang harus dipenuhi untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, adalah kewajaran pelayanan kesehatan dalam arti dapat mengatasi kesehatan yanag diatasi.

3. Kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity) . Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga ditentukan oleh kesinambungan pelayanan kesehatan, dalam arti tersedia setiap saat baik menurut waktu ataupun kebutuhan pelayanan kesehatan.

4. Penerimaan pelayanan Kesehatan (acceptability). Dapat diterima atau tidaknya pelayanan kesehatan sangat menentukan puas atau tidaknya pasien terhadap pelayanan kesehatan.

5. Ketercapaian pelayanan kesehatan (accessibility). Karena kepuasan pasien ada hubungannya dengan mutu pelayanan, maka disebutkan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu adalah apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

6. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (offordability) . Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan dan karenannya tidak akan memuaskan pasien.

7. Efesieni Pelayanan Kesehatan (Efficiency). Efesiensi pelayanan telah diketahui mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pemakai jasa pelayanan. Dengan demikian untuk dapat menimbulkan kepuasan tersebut, perlulah diupayakan peningkatan efesiensi pelayanan.

8. Mutu pelayanan kesehatan (Quality). Mutu pelayanan kesehatan yang dimaksud disini adalah yang merujuk pada kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan, yang apabila berhasil diwujudkan pasti akan memuaskan pasien.

Menurut Jacobalis (1989), mutu pelayanan rumah sakit merupakan produk akhir dari interaksi dan ketergantungan antara komponen rumah sakit sebagai suatu sistem. Komponen pelayanan Rumah sakit terdiri daripada :
1. Input
Input adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan rumah sakit dengan hal-hal yang penting. Yang termasuk di dalamnya adalah sarana, tenaga, organisasi, dan manajemen.

2. Proses
Proses adalah semua tindakan yang dilakukan didalam kegiatan pelayan yang baik secara medic maupun nonmedik. Proses harus dilakukan sesuai dengan standar yang ditentukan untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik.

3. Lingkungan
Lingkungan di sini merupakan keadaan lingkungan disekitarnya yang mempengaruhi mutu pelayanan. Lingkungan itu terdiri atas organisasi, nilai-nilai dan manajemen. Jika kondisi lingkungan mendukung dan sesuai dengan standar yang ditentukan maka mutu pelayanan dapat tercapai dengan baik.

4. Output
Output dari pelayanan kesehatan terdiri dari 3 macam yaitu :
- Aspek Medik : angka kematian, angka kesembuhan, malpraktek oleh provider.
- Aspek sosial : kepuasan pasien dan pendapat yang baik dari masyarakat.
- Aspek Ekonomi : efesinsi biaya rumah sakit.


2.3 Kepuasan
Kepuasan adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan sukar diukur karena bersifat subjektif. Kepuasan secara sederhana adalah suatu keadaan dimana kebutuhan keinginan dan harapan dapat terpenuhi. Faktor kepuasan mempengaruhi penilaian mutu pelayanan terhadap citra suatu tempat pemberi pelayanan kesehatan yang bersangkutan (Lumente, 1986)
Dilapangan sering terlihat bahwa tingkat kepuasan seseorang terhadap suatu bentuk pelayanan bervariasa dari yang sangat puas, puas, kurang puas, dan tidak puas. Pada kasus dan pelayanan yang sama pada pasien dapat terjadi tingkat kepuasan yang berbeda. Hal ini tergantung pada latar belakang masyarakat seperti : tingkat pendidikan, social budaya, social ekonomi, dan jenis kelamin. Kepuasan lebih mengacu kepada pengalaman yang menyenagkan pada saat terpenuhinya kebutuhan (Azrul Anwar 1996 )
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang – kurangnya memberikan hasil yang sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang di peroleh tidak memenuhi harapan pelanggan (Engel, 1990).

Menurut Parasuramen, Zeithme dan Berry ada 10 komponen yang berhubungan dengan kepuasan atau harapan klien / pelanggan yang terdiri dari 5 komponen yang berhubungan dengan personil, 3 komponen yang berhubungan dengan tempat, dan 2 komponen yang berhubungan dengan proses (Philip Kotler, 1989).
5 Komponen yang berhubungan dengan personil adalah:
1. Tanggap
Petugas harus siap dan bersedia melayani, petugas harus dapat mengatur janji dengan tepat, petugas harus dapat melayani dengan cepat dan segera.
2. Kompeten
Petugas harus dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, petugas harus terampil, dan penampilannya harus mencerminkan pengalaman kerjanya.
3. Ramah
Petugas harus bersifat sopan, luwes, menghargai dan menerima keluhan pelanggan dengan baik.
4. Dapat dipercaya
Petugas harus jujur, dapat dipercaya, serta menghargai kepentingan pelanggan.
5. Peka
Petugas harus cepat tanggap dalam melakukan dan memahami keinginan pelanggan, dapat menemukan kebutuhan dan kesukaan pelanggan yang spesifik, peka terhadap minat pelanggan, memperlakukan pelanggan dengan baik sehingga pelanggan dapat mengenal petugas dengan baik pula.

3 Komponen yang berhubungan dengan tempat
1. Akses
Mudah dijangkau oleh konsumen yakni : tempat atau ruangan strategis dan nyaman, jam operasionalnya tepat, pelayanan tersedia setiap saat dibutuhkan, suasana mencerminkan situasi yang tenang, pelanggan menunggu tidak terlalu lama untuk dilayani.
2. Keamanan
Tempat dan lingkungan aman
3. Penampilan
Penampilan pasilitas fisik harus menarik.
2 Komponen yang berhubungan dengan proses
1. Reliabilitas (hal-hal yang dapat dipercayai)
pelayanan harus dilakukan dengan benar sejak awal, pelayanan harus memberikan kualitas yang konsisten.
2. Komunikasi
konsumen ini dijelaskan mengenai apa yang petugas lakukan terhadap mereka, resiko dan efek sampingnya harus dijelaskan.

Philpp Kolter (1984), menjelaskan bahwa untuk mengetahui apa yang disukai atau tidak disukai oleh pelanggan, melakukan survey berupa :
- Directly report satisfaction
Menanyakan tingkat kepusan konsumen atas pelayanan kesehatan baik secara kesuluruhan atau khusus yang akan memperoleh jawaban mulai dari sangat puas sampai dengan tidak puas dan kemudian disajikan dalam bentuk diagram.

- Derrived dissatisfaction
Dengan meminta partisipasi pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan saat ini dan ditanyakan bagaimana seharusnya menurut mereka.

- Problem analisys
Dengan menanyakan apa yang menjadi masalah pelanggan dan mendapatkan pelayanan sekaligus usulan mereka sebagai bahan koreksi di masa mendatang.
- Importance
Dengan menanyakan kepada pelanggan menegenai tingkat kepentingan tiap pelayanan dan bagaimana tempat pelayanan kesehatan yang diberikan pada tiap pelayanan tersebut.












BAB III
KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep

Mengacu dari pasien sebagai pengguna jasa pelayanan di klinik, maka pasien jugalah yang menentukan baik buruknya pelayanan yang diberikan selama pasien dalam perawatan.







3.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Untuk menjelaskan kerangka konsep tersebut maka diberikan definisi operasional dan setiap variabel penelitian.
NO Variabel Definisi Operasional Kategori Skala Alat ukur
I


Pelayanan medis













Pelayanan Dokter




Pelayanan Perawat


Pelayanan Bidan Pelayanan yang disediakan dan diberikan kepada pasien sesui dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang optimal untuk upaya kesembuhan pasien
Ada 4 kategori :
1. Sangat Baik : bila pelayanan yang diterima > yang dibutuhkan / diharapkan.
2. Baik : bila bila pelayanan yang diterima = yang dibutuhkan / diharapkan.
3. Kurang Baik : bila pelayanan yang diterima < yang dibutuhkan / diharapkan.
4. Tidak Baik : bila pelayanan yang diterima tidak seperti yang dibutuhkan / diharapkan

Pelayanan yang diberikan oleh dokter meliputi Sikap, pengetahuan, ketrampilan & keramahan terhadap pasien di unit rawat jalan


Pelayanan yang diberikan oleh perawat meliputi Sikap, pengetahuan, ketrampilan & keramahan terhadap pasien di unit rawat jalan.
Pelayanan yang diberikan oleh bidan meliputi Sikap, pengetahuan, ketrampilan & keramahan terhadap pasien di unit rawat jalan.













Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik



Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik














Ordinal




Ordinal



Ordinal














Kuesioner




Kuesioner



Kuesioner


II

Pelayanan penunjang medis












Laboratorium




Apotik Pelayanan yang diberikan oleh tenaga ahli sebagai penunjang kegiatan medis dalam menegakkan diagnosa,pengobatan,penyembuhan dan rehabilitasi
Ada 4 kategori :
1. Sangat Baik : bila pelayanan yang diterima > yang dibutuhkan / diharapkan.
2. Baik : bila bila pelayanan yang diterima = yang dibutuhkan / diharapkan.
3. Kurang Baik : bila pelayanan yang diterima < yang dibutuhkan / diharapkan.
4. Tidak Baik : bila pelayanan yang diterima tidak seperti yang dibutuhkan / diharapkan

Unit pelayanan penunjang medis yang melakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk membantu dalam menegakkan diagnosa


Unit pelayanan penunjang medis yang menyediakan dan memberikan obat sesuai dengan permintaan atau resep dari dokter.













Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik




Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik













Ordinal





Ordinal















Kuesioner




Kuesioner

III






Pelayanan penunjang umum










Security



Bagian pendaftaran



Kasir
Pelayanan penunjang yang memberikan atas terlaksananya pelayan medis dan penunjang medis
Ada 4 kategori :
1 Sangat Baik : bila pelayanan yang diterima > yang dibutuhkan / diharapkan.
2 Baik : bila bila pelayanan yang diterima = yang dibutuhkan / diharapkan.
3 Kurang Baik : bila pelayanan yang diterima < yang dibutuhkan / diharapkan.
4 Tidak Baik : bila pelayanan yang diterima tidak seperti yang dibutuhkan / diharapkan
Bagian dari pelayanan penunjang umum yang dertanggung jawab atas keamanan pasien yang berkunjung

Bagian dari pelayanan penunjang umum yang dertanggung jawab atas pendaftaran dan kejelasan informasi yang dibutuhkan oleh pasien


Bagian dari pelayanan penunjang umum yang dertanggung jawab atas pembayaran informasi mengenai pembayaran yang dibutuhkan oleh pasien













Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik


Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik













Ordinal




Ordinal



Ordinal














Kuesioner




Kuesioner



Kuesioner

IV
Kepuasan Pasien
Perasan yang diungkapkan pasien secara keseluruhan tentang pelayan yang diterima
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

Ordinal
Kuesioner






3.3. Hipotesis

1. Ada hubungan pelayanan medis terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan
2. Ada hubungan pelayanan penunjang medis terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan
3. Ada hubungan pelayanan penunjang umum terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan


















BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN


4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di unit rawat jalan klinik Al – Fauzan Jalan Raya Condet No 13 Balekembang Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 Februari 2008 sampai dengan tanggal 30 April 2008

4.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dan menggunakan desain cross sectional. Peneliti mengggunakan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden.

4.3. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien atau keluarga pasien dewasa baik pria maupun wanita yang berkunjung dan mendapatkan pelayanan di unit rawat jalan Klinik Al-Fauzan dan dapat menjawab sendiri kuesioner yang diberikan.
Yang dimaksud dengan pasien pada penelitian ini adalah orang yang memperoleh pelayanan kesehatan di unit rawat jalan Klinik Al-Fauzan
Yang dimaksud keluarga atau wali pasien adalah orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan pasien yang mengurus proses mulai masuknya pasien sampai dengan pengurusan adfministrasi pasien tersebut.

Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan jumlah banyaknya kunjungan pasien di unit rawat jalan rata rata perbulan pada tahun 2007 yaitu 550 orang



Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus :
d = Z x


---------------------------------------------------
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan sebesar 0,05.
Z = Standar deviasi normal, ditentukan pada 1,96 yang sesuai denagn dengan kemaknaan 95 %
P = asumsi proporsi pasien yang tidak puas untuk proses pelayanan rawat inap di Klinik Al-Fauzan
sebesar 50 %
q = 1,0 – p
N = Jumlah tempat tidur terpakai
n = Jumlah sampel yang dicari.
(Notoatmodjo, 1993)

Dari perhitungan diatas diperoleh sampel minimal ……………… orang
Karena jumlah populasi ada ….orang dan tersedia cukup sumber daya manusia dalam penelitian ini maka jumlah sampel diambil …….orang sesuai dengan jumlah populasi (tidak dilakukan penarikan sampel)

4.4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer melalui pengisian kuesioner oleh pasien atau keluarga pasien. Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakuakan uji coba kuesioner terlebih dahulu terhadap sepuluh pasien tanpa melihat latar belakang pendidikan dan pekerjaan pasien. Tujuannnya adalah untuk mengetahui sejauh mana pasien dapat mengerti isi dari kuesioner tersebut, apakah ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak jelas maksudnya. Setelah diyakini bahwa responden dapat mengisi kuesioner tersebut., formulir diperbanyak dan dibagikan kepada pasien dirawat inap dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

4.5. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesiner yang berisi pertanyaan – pertanyaan tentang identitas pasien dan kepuasan pasien d tau keluarga terhadap pelayanan rawat ianp di Klinik Al-Fauzan yang terdiri dari pelayanan medis, paramedia, dan non medis.
Sebelum pengisian kuesioner oleh peneliti diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara pengisian dan maksud penelitian. Dalam penelitian ini disertakan ……. Responden untuk mewakili kepuasan pasien Unit Rawat Jalan terhadap pelayanan kesehatan di Klinik Al-Fauzan.

1. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul, diteliti secara deskriptif dan analisis univariate, kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 12 dengan tahapan sebagai berikut

2. Editing Data
Kegiatan ini untuk meneliti setiap kuesioner yang telah diisi oleh pasien mengenai kelengkapan pengisiannya sehingga diharapkan data yang terkumpul dapat lengkap, jelas dan sesuai dengan jawaban serta dapat dibaca.

3. Koding Data
Pada tahapan dilakukan pemberian kode pada jawaban pertanyaan dalam kuesioner, kegiatan ini dilakukan oleh peneliti

4.6. Tenaga Pengumpul Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga di bagian informasi yang sedang bertugas dan sebelumnya telah diberi pengarahan mengenai tata cara pengambilan data terhadap pasien / keluarga pasien.

4.7. Cara Pengukuran Data
Variabel karakteristik dari responden diukur betrdasarkan pengkategorian seperti yang diuraikan dalam definisi operasional. Variabel kepuasan pasien yang terdiri dari 28 Pertanyaan, setiap pertanyaan responden akan diberi nilai sebagai berikut :
Nilai I : Responden menjawab sangat Baik
Nilai 2 : Responden menjawab baik
Nilai 3 : Responden menjawab kurang baik
Nilai 4 : Responden menjawab tidak baik.
Penilaian kepuasan pasien / keluarga terhadap pelayanan di unit rawat jalan dilakukan dengan terbih dahulu member skor pada masing-masing pertanyaan, di mana setiap pertanyaan merupakan pendapatkan skor seperyti tertera diatas.



















KUESIONER PENELITIAN
TENTANG KEPUASAN PASIEN RAWA TERHADAP PELAYANAN
DI UNIT RAWAT JALAN KLINIK AL – FAUZAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,
Nama saya Evi Yuzana saya adalah mahasiswa semester akhir di FKM M.H Thamrin. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk meluangkan waktu sedikit guna mengisi kuesioner ini dalam rangka melengkapi data penelitian skripsi yang berjudul “ Hubungan pelayanan di unit rawat jalan terhadap kepuasan pasien Klinik Al – Fauzan Jakarta Timur” Atas perhatian dan waktunya saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Petunjuk :
1. Pertanyaan berikut adalah mengenai data pribadi dan data yang terkait dengan pekerjaan saudara, bersifat rahasia dan tidak ada kaitannya dengan keperluan lain.
2. Pertanyaan terdiri dari 3 bagian yaitu bagian I mengenai data diri anda, bagian II tentang kepuasan kerja dan bagian III adalah saran-saran anda untuk meningkatkan kepuasan kerja.

Bagian I
Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda pilih !
1. Nama Responden : …………
2. Alamat Responden : …………….
3. Jenis Kelamin : (1). Laki-laki (2). Wanita
4. Usia pasien : (1). 0 - 5 tahun (4). 35 - 50Tahun
(2). 6 – 15 tahun (5). Diatas 50Tahun
(3). 16 - 35Tahun
5. Status pernikahan : (1). Belum menikah
(2). Menikah
(3). Janda / Duda ( coret yang tidak perlu )
6. Pendidikan saya terakhir : (1) tidak sekolah / lulus SD.
(2) SD, SLTP
(3) SLTA,Akademi
(4) Strata -1 , 2, dll
6. Pelayanan apa yang anda inginkan
Jika ya, sebutkan : 1. ……………………………………………………….
……………………………………….………………
Merupakan kehormatan bagi kami untuk dapat melayani saudara/i sebagai pasien RB dan PBDS Al-Fauzan . Guna meningkatkan mutu pelayanan kami akan sangat menghargai bila saudara/i berkenan mengisi kuesioner di bawah ini:

Tanggal: rawat jalan/rawat inap*
B C K
Dokter Sikap
Ketelitian
Kesediaan mendengarkan keluhan
Penjelasan informasi penyakit
Kecepatan pelayanan ketika darurat
Bidan Sikap
Keterampilan
Kesediaan mendengarkan keluhan
Penjelasan informasi
Perawat Sikap
Keterampilan
Pendaftaran (registrasi) Sikap
Keterampilan
Kecepatan dalam pelayanan
Penjelasan informasi
Kasir Sikap
Keterampilan
Kecepatan pelayanan
Penjelasan informasi
Apotik Sikap
Keterampilan
Kecepatan pelayanan
Penjelasan informasi
Sarana Dan
Prasarana Kebersihan
Kerapihan
Fasilitas
Kenyamanan tempat parkir
Security Sikap
pelayanan
Dapur Cita rasa
Hidangan
Variasi menu
B: Baik C: Cukup K: Kurang

Alasan saudara memilih klinik Al-Fauzan .................................................
Sumber Informasi Al-Fauzan ....................................................................
Berapa kali saudara mengunjungi klinik Al-Fauzan?
a. pertama kali b. Dua kali c. Tiga kali d. Lebih dari 3 kali
Tarif al –fauzan a. Mahal b. Terjangkau c. Murah
Usulan/Saran/ kritik untuk Al-Fauzan: ........................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................

Terima kasih atas partisipasi dan dukungannya selama ini berkunjung ke klinik Al-Fauzan.

” kritik dan saran anda selalu kami perlukan”
”terima kasih atas kepercayaan anda”
”Semoga lekas sembuh ”

Wassalamu’alaikum Wr.Wb





























/

MONOKROM said...

this's a good article...
Semoga terus berkarnya, sehingga kami bisa menimba banyak pengetahuan dari sini....thanks and met kenal yah!

Cahaya Bintang said...

Good Article,
Salam Kenal, bagi Para Orangtua, khusunya Para Ibu yang Ingin melejitkan kemampuan&kecerdasan putra-putrinya, silahkan berkunjung di:
http://katalog-cahayabintang.blogspot.com/

Anonymous said...

sangat bermanfaat, saya ikut mendukung

Lilis Suryani said...

Informasi yang bagus, tambah wawasan buat saya. Anakku baru 8 bulan, jadi belum kelihatan bakatnya.

Nanti deh saya perhatikan bakat anakku apa yah, jadi gak sabar.

http://www.bisnistuamuda.blogspot.com

Komunitas Bisa Menulis Blog said...

Tulisan Yang Menarik Bagi Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Di Tanah Air.

BINTA College said...

Terimakasih atas informasinya,,
semakin menambah pengethuan nih..
berkaitan dengan dunia anak2 juga nih gan,SEMPOA BINTA mencari Mitra untuk buka cabang kursus disetiap kota/kabupaten seluruh indonesia,komitmen Fee hanya 2Jt.
untuk info lebih lanjut :
Call/SMS :081374800275
web : http://www.SEMPOABINTA.blogspot.com